ANALIS MARKET (16/7/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas
Jakartakita.com – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, JokoWOW kembali menggebrak pasar, mendorong harga saham, obligasi, serta Rupiah mengalami penguatan.
Optimisme menyelimuti pasar modal dalam negeri kemarin, dimana visi Jokowi terhadap 5 tahun mendatang memberikan aura positif.
Meskipun demikian, tidak mengubah kenyataan bahwa data China yang keluar mengalami perlambatan.
Lebih lanjut, riset Pilarmas juga menyebutkan, diperdagangan Selasa (16/7) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas.
Keterbatasan ini datang dari hadirnya lelang hari ini yang dimana lelang hari ini merupakan lelang obligasi konvensional, jangan lupakan seri Fixed Rate 80 yang akan menjadi primadona.
Ditengah tengah animo capital inflow yang terus mengalir, beberapa hal yang mengganjal juga masih akan menjadi pusat perhatian.
Adapun sentiment yang layak dicermati pelaku pasar di pagi hari ini, akan dimulai dari Powell yang akan berbicara pada jamuan makan malam di Paris hari ini yang akan di lanjutkan dengan pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G7 di utara ibukota Perancis, dimana perang dagang dan perlambatan ekonomi merupakan issue utama.
Selain itu, pekan ini merupakan pekan tersibuk bagi beberapa pejabat The Fed. Presiden Fed Bank of New York akan berbicara pada hari Senin dan Kamis, Presiden Fed Chicago akan berada di hari rabu, dan James Bullard akan berbicara pada hari Jumat.
Mereka akan membawakan data yang akan dibahas dan diberikan kepada para pelaku pasar dan investor.
Perhatian berikutnya adalah mengenai data ekonomi China yang telah keluar kemarin.
Ekonomi China pada akhirnya melemah dalam kurun waktu 3 decade, dan itu akan terus melambat lebih lanjut apabila tidak ada titik terang dari pertemuan Amerika dan China yang sampai hari ini masih terus menggantung.
GDP YoY China pada akhirnya kembali turun dari sebelumnya 6.4% menjadi 6.2% saat ini, namun data Industrial Production dan Retail Sales masih menunjukkan peningkatan yang jauh dari ekspektasi.
Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian China telah mulai stabil, namun pertanyaannya apakah akan masih terus turun ataukah berhenti sampai disini?
Kenaikkan penjualan ritel secara tak terduga sebagian didorong oleh diskon mobil model lama yang menarik para pembeli.
Sejauh ini, China terus melakukan upaya untuk menopang perekonomian dengan memfokuskan penyaluran kredit ke sector swasta dan Perusahaan kecil.
Meskipun terlihat tanda tanda keberhasilan, namun pemerintah masih khawatir bahwa kebijakan moneter yang telah dijalankan masih belum dapat diimplementasikan dengan baik.
Sementara itu, Steven Mnuchin dan Robert Lighthizer akan mengadakan perjalanan ke Beijing, apabila negosiasi perdagangan melalui telepon minggu ini berjalan dengan baik.
Pertemuan ini mungkin akan menjadi pertemuan yang kedua setelah KTT G20 pada akhir Juni lalu.
Trump pada hari Senin lalu mengatakan bahwa tarif yang dikenakan kepada China telah memiliki dampak yang cukup jelas, yaitu menekan perekonomian China. Kenaikkan tarif impor China kemarin telah memiliki efek yang cukup besar, sehingga membuat China ingin segera melakukan kesepakatan.
Sebalnya, komentar Trump ini keluar setelah data ekonomi GDP China keluar yang dimana menunjukkan perlambatan, dimana perlambatan ini menjadi yang terlemah sejak tahun 1992.
Trump juga masih mengeluhkan kenapa China masih belum melakukan pembelian produk pertanian Amerika yang telah dijanjikan sebelumnya.
Selama Détente kemarin, China telah berkomitmen untuk membeli lebih dari 20 juta ton kedelai, babi, dan jagung dari Amerika.
Meskipun China membela diri dengan mengatakan akan tetap melakukan pembelian meskipun akan sedikit terlambat. Amerika menginginkan China untuk segera mengumumkan pembelian barang barang pertanian dari Amerika.
Larry Kudlow mengatakan bahwa hal ini penting untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai perdagangan mengalami kemajuan, dan oleh sebab itu kami menginginkan China mengumumkan pembelian dalam jumlah besar baik barang ataupun jasa pertanian.
Disatu sisi yang lain, Trump selalu mengatakan bahwa Xi merupakan teman baiknya meskipun tidak sedekat sekarang. Selain itu, Mnuchin menambahkan bahwa, Dia berharap bahwa Kongres akan menyetujui USMCA, yang dimana merupakan penerus Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara.
Jika Demokrat tidak setuju akan perjanjian tersebut, maka Trump akan menggunakan Plan B yang telah disampaikan beberapa waktu sebelumnya.
“Kami merekomendasikan wait and see hari ini dan nikmati lelang obligasi,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (16/7/2019).

