ANALIS MARKET (01/7/2019) : Pasar Obligasi Diproyeksi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, diperdagangan akhir pekan lalu (28/6), pasar obligasi kembali mengalami kenaikkan harga, meskipun dalam rentang terbatas.

Sentimen positif yang terus berkibar mulai dari hasil MK hingga penantian akan pertemuan antara Amerika dan China membuat pasar obligasi masih bertahan di area hijau.

“Namun, semakin naiknya harga obligasi, potensi untuk terkoreksi juga semakin besar. Oleh sebab itu, kehati hatian merupakan hal terpenting saat ini,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (01/7/2019).

Lebih lanjut, riset Pilarmas juga menyebutkan, sentiment diperdagangan Senin (01/7) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat namun terbatas. Keterbatasan ini datang dari adanya lelang yang diadakan Pemerintah pada esok hari dengan mengeluarkan rasa baru, FR 80.

Rendahnya imbal hasil, tidak disia siakan Pemerintah untuk mencari pendanaan melalui utang dengan denominasi Rupiah, setelah sebelumnya mengeluarkan Samurai Bond dalam porsi besar beberapa waktu yang lalu.

Tentu Pemerintah mengharapkan kupon yang rendah untuk seri FR 80 ini, karena akan mengurangi beban bunga Pemerintah.

Sebagai informasi, kemungkinan besar FR 80 ini akan menjadi obligasi acuan bagi obligasi berdurasi 15y untuk tahun depan.

“Oleh karena itu kami melihat FR 80 akan diminati oleh para pelaku pasar dan investor,” jelas analis Pilarmas.

Sementara itu, pelaku pasar bakal menyoroti beberapa sentiment, dimulai dari hadirnya KTT G20 kemarin.

Banyak cerita yang dapat disampaikan dari akhir pekan kemarin. Amerika dan China pada akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata untuk sementara waktu.

Trump mengatakan Dia akan menunda untuk mengenakan tarif tambahan senilai $300 miliar dan fokus selanjutnya adalah melanjutkan negosiasi.

Tidak hanya itu saja, berita baik juga datang untuk Huawei Technologies Co. Trump akan melakukan penundaaan masuknya Huawei kedalam daftar hitam sehingga Huawei masih tetap akan bekerja sama dengan Perusahaan di Amerika. Atas dasar hasil ini, Trump mengatakan bahwa pertemuannya dengan Xi lebih baik dari yang diharapkan sebelumnya.

Dari pihak China, Xi mengatakan akan berjanji untuk membeli sejumlah produk pertanian Amerika dalam jumlah besar, dan tentu China akan mengimpor lebih banyak barang Amerika sebagai bagian dari gencatan senjata.

Namun tarif yang telah dikenakkan sebelumnya tidak akan dicabut, masih akan tetap sama seperti sebelumnya.

Riset Pilarmas menyebutkan, “Kami melihat bahwa di ijinkannya Huawei untuk dapat melakukan transaksi terhadap Perusahaan Amerika, memberikan tanda tanya besar, terhadap peringatan sebelumnya yang diberikan oleh Amerika terhadap Huawei, sebagai bagian dari Ancaman Keamanan Nasional.”

Hal ini memberikan indikasi bahwa Amerika akan melakukan apa saja untuk menekan Huawei, selama Amerika belum mendapatkan apa yang mereka inginkan dari China.

Hal ini pun di lihat oleh beberapa para pelaku pasar dan investor sebagai bagian dari sikap inkosistensi Trump terhadap Huawei.

Tentu saja kami senang dengan kebijakan yang diambil oleh Trump, namun kami tidak suka dengan cara yang digunakan apabila memang benar seperti ini untuk menekan Huawei dari persaingan.

Gencatan senjata kedua negara pun mendapatkan sambutan hangat dari Direktur IMF, Christine Lagarde.

Lagarde memperingatkan bahwa ekonomi global masih dalam masa yang sulit apabila masalah perdagangan yang belum diselesaikan, karena akan menimbulkan resiko paling serius untuk masa depan.

Meskipun kami melihat Xi dan Trump kembali berdamai, ada sesuatu yang mengganjal perasaan Xi pada waktu memberikan sambutan pada hari Jumat di KTT G20.

Xi mengatakan bahwa kebijakan perdagangan ”Great America” dengan menggunakan praktik intimidasi dan melakukan usaha apapun untuk menempatkan kepentingan diri sendiri terlebih dahulu dan membuat orang lain lemah tidak akan memenangkan popularitas apapun.

“Meskipun saat itu Xi tidak menyebut nama Amerika atau Trump. Kami melihat baik Trump dan Xi keduanya memainkan poker face saat ini, meskipun setidaknya situasi dan kondisi menjadi lebih baik, setidaknya hingga saat ini,” sebut analis Pilarmas.

Yang menarik kembali adalah ketika, Amerika dan Korea Utara, bersama dengan Korea Selatan melakukan jabat tangan di Semanjung Korea.

Langkah ini merupakan sebuah pencapaian besar antara Korea Utara dan Selatan di dalam menyelesaikan konflik antara kedua Negara.

Trump sebagai penengah, menjadi Presiden pertama yang melakukan hal tersebut.

Meskipun kami menilai bahwa segalanya mungkin akan dilakukan oleh Trump sebagai bagian dari publisitas untuk mengikuti Pemilu Amerika 2020. Publikasi ataupun Nurani, mungkin hanya Trump yang mengetahui.

“Kami merekomendasikan wait and see hari ini dengan potensi beli apabila pergerakan harga obligasi bergerak lebih dari 55 bps, dengan terfokus terhadap lelang esok hari,” sebut analis Pilarmas.