Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Alami Penurunan Didorong Menguatnya Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan kemarin (27/6), tingkat imbal hasil Surat Utang Negara mengalami penurunan yang didorong oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat adanya sentimen global dan domestik.

Dalam riset yang dirilis Jumat (28/6/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pada perdagangan kemarin (27/6), harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami kenaikan yang didorong oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Kenaikan harga Surat Utang Negara tersebut terjadi ditengah jelang dilaksanakannya pertemuan G20 di Osaka, Jepang.

Adapun pertemuan antara Trump dan Xi Jinping pada G20 akan menjadi hal yang ditunggu oleh pelaku pasar karena menjadi momen penting yang dapat mempengaruhi jalannya pasar dan ekonomi global selama tengah tahun kedua 2019.

“Hanya saja, pengenaan tarif terhadap barang-barang China kami perkirakan akan terus berlanjut hingga menemui proses negosiasi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak,” jelas I Made.

Sementara itu, dari sentimen domestik, jelang sidang Mahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketa Pilpres 2019, para pelaku pasar cenderung melakukan aksi wait and see sebelum melakukan transaksi di pasar sekunder.

“Hal ini terindikasi pada volume pada perdagangan kemarin yang mengalami penurunan dari volume perdaganan sebelumnya,” ujar I Made.

Ditambahkan, kenaikan harga Surat Utang Negara juga akan didorong oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury yang kembali mengalami kenaikan.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,015% dan untuk tenor 30 tahun juga ikut mengalami kenaikan di level 2,536%.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga mengalami penurunan, masing - masing di level –0,323% dan 0,822%.

Pergerakan surat utang global yang mengalami penurunan kami perkirakan akan menjadi katalis positif pada perdagangan Surat Utang Negara hari ini dengan denominasi mata uang dollar.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 14 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4 bps.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 12 bps.

Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan  yang berkisar antara 1 bps hingga 7,5 bps yang didorong olah adanya kenaikan harga yang berkisar antara 1 bps hingga 40 bps.

Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 14 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 117 bps.

Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil kemarin juga telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun sebesar 3 bps masing - masing pada tenor 5 tahun di level 6,862%, tenor 10 tahun di level 7,382%, dan tenor 15 tahun di level 7,711%. Adapun untuk tenor 20 tahun turun sebesar 2,2 bps di level 7,944%.

Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya kembali ditutup dengan mengalami kenaikan ditengah kenaikan imbal hasil dari US Treasury.

Imbal hasil dari INDO24 ditutup mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps yang berada di level 2,988% setelah mengalami penurunan harga sebesar 7 bps.

Adapun INDO29 ditutup dengan kenaikan imbal hasil sebesar 4 bps di level 3,406% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 31,7 bps.

Adapun imbal hasil dari INDO44 dan INDO49 juga ditutup naik sebesar 3 bps masing - masing di level 4,318% dan 4,203% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 62 bps dan 35,3 bps.