Sentimen Global Dorong Bervariasinya Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin
Pasardana.id - Pada perdagangan kemarin (26/6), harga Surat Utang Negara (SUN) kembali bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang didorong oleh sentimen global.
Dalam riset yang dirilis Kamis (27/6/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pada perdagangan kemarin (26/6), harga Surat Utang Negara (SUN) kembali bergerak dengan arah yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan ditengah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang mengalami pelemahan.
Adapun perubahan harga Surat Utang Negara tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global, jelang diselenggarakannya pertemuan G20 pada tanggal 28-29 Juni 2019 di Osaka, Jepang.
Para pelaku pasar cenderung menantikan perkembangan hubungan dagang antara Amerika dan China, dimana Amerika sempat mengancam untuk menaikan tarif sebesar 25% pada barang-barang China dan tetap membatasi gerak Huawei.
Sementara itu, sentimen positif datang dari ekspektasi penurunan suku bunga global.
Meskipun pada pertengahan bulan ini The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada level 2,25% hingga 2,50%, namun para pelaku pasar semakin yakin bahwa The Fed akan melakukan penurunan suku bunga acuan pada pertengahan bulan depan.
“Hal ini membuat para pelaku pasar mengambil posisi dengan mencari aset yang memberikan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas I Made.
Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan SUN kemarin (26/6), mengalami rata-rata kenaikan hingga sebesar 11 bps yang mendorong terjadinya rata-rata penurunan tingkat imbal hasil sebesar 1 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan harga hingga sebesar 4 bps yang menyebabkan terjadinya kenaikan imbal hasil sebesar 2 bps.
Sementara itu, Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) juga didapati penurunan harga yang berkisar antara 0,3 bps hingga 9,4 bps yang berdampak pada meningkatnya tingkat imbal hasil hingga sebesar 2 bps.
Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang (diatas 7 tahun) mengalami kenaikan harga dengan rata-rata sebesar 17 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil mencapai 9 bps.
Sementara itu, meningkatnya imbal hasil juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika yang terjadi ditengah naiknya tingkat imbal hasil surat utang global. Kenaikan imbal hasil tersebut didapati pada sebagian besar seri Surat Utang Negara berdenominasi mata uang Dollar Amerika.
Perubahan harga INDO24 dan INDO29 mengalami penurunan masing-masing sebesar 4,4 bps dan 15,5 bps yang berdampak pada kenaikan imbal hasil masing-masing sebesar 1 bps di level 2,975% dan 1,8 bps di level 3,370%.
Adapun untuk seri INDO44 dan INDO49 didapati penurunan harga masing-masing sebesar 35 bps dan 6 bps sehingga mengakibatkan meningkatnya tingkat imbal hasil masing-masing sebesar 2 bps di level 4,285% dan 0,3 bps di level 4,184%.

