ANALIS MARKET (26/6/2019) : Pasar Obligasi Bergerak Bervariatif dengan Potensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi diperdagangan kemarin (25/6), mengalami kenaikkan “kembali”, meskipun masih belum dapat menembus batas resistensi seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.
“Pasar obligasi masih bergerak bervariatif, dengan beberapa sentiment positif yang muncul mungkin akan memicu pergerakan obligasi selanjutnya. Namun tetap saja, apabila tidak ada koreksi, pasar obligasi tidak akan dapat melebihi batas resistensi sebelumnya,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (26/6/2019).
Lebih lanjut, riset Pilarmas menilai, diperdagangan Rabu (26/6) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan bergerak bervariatif dengan potensi menguat.
Sementara itu, para pelaku pasar bakal mencermati beberapa sentiment, antara lain; di awali dengan pidato Powell kemarin yang menurut kami ada beberapa point penting yang menarik untuk kita cermati.
Sejauh ini, komentar Powell masih memperlihatkan konsisten dengan rapat FOMC meeting minggu lalu.
Powell mengatakan bahwa hambatan ekonomi Amerika sedang berada di tahap yang rentan dengan tingkat moderat. Hal ini dikarenakan adanya perdagangan dan manufaktur yang masih diliputi ketidakpastian.
Powell menggaris bawahi, bahwa Dia tidak akan membiarkan penurunan menjadi sesuatu yang berlarut larut, dan Bank akan bertindak jika itu diperlukan.
Powell juga menambahkan bahwa penurunan Fed Rate pada bulan July nanti, yang dimana diharapkan oleh para pelaku pasar secara luas, bukanlah kesepakatan yang akan kami lakukan. Karena sangat penting untuk bereaksi tidak berlebihan secara jangka pendek.
Atas pernyataan Powell yang disampaikan, saham langsung melanjutkan penurunannya.
Powell juga mengatakan bahwa pentingnya kemandirian politik The Fed setelah sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir Trump mendorong pembuat kebijakan untuk menurunkan tingkat suku bunga.
Lagipula, dalam penurunan yang signifikan, Kebijakan Fiskal juga dapat memiliki kekuatan yang besar disamping kebijakan moneter untuk membantu mendorong permintaan.
Hal ini membuat para pelaku pasar sedikit lega, karena mungkin akan ada kolaborasi antara kebijakan Fiskal dan Moneter, tentu hal ini merupakan langkah langkah untuk mencegah resesi dan akan memperpanjang fase ekspansi di Amerika.
Situasi dan kondisi antara Amerika dan Iran terus bertambah runyam, setelah Iran mengatakan bahwa jalan untuk menuju solusi diplomatic dengan Amerika ditutup setelah Trump memberikan sanksi terhadap pemimpin tertinggi dan pejabat tinggi lainnya.
Presiden Iran, Hassan Rouhani juga mengatakan melalui beberapa outlet berita yang mengatakan bahwa orang Amerika sedang bingung dan mereka sedang melakukan hal-hal yang aneh. Hal-hal yang tidak dilakukan oleh orang bijak dalam sejarah politik.
Atas dasar ini, Trump membalas pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa Pernyataan Iran sangat bodoh dan menghina, hal ini menunjukkan bahwa Iran tidak memahami kenyataannya.
John Bolton mengatakan bahwa Iran selalu memiliki pintu yang terbuka untuk negosiasi mengenai kesepakatan nuklir. Hal ini disampaikan John ketika ia bertemu dengan para pejabat Israel dan Rusia berkenaan dengan pembicaraan mengenai kehadiran Iran di Suriah.
“Tekanan antara Amerika dan Iran menambah lagi beban ketidakpastian yang sementara ini masih menghantui global, setelah sebelumnya Amerika dan China belum selesai, sekarang sudah ada lagi edisi berikutnya. Hal ini memberikan tekanan serta tingkat resiko dimasa depan yang mulai naik kembali,” ungkap analis Pilarmas.
Beralih dari sana, Trump dan Xi Jinping mungkin akan melakukan pertemuan pada akhir pekan nanti di Osaka, Jepang. Namun sejauh ini belum ada pernyataan resmi yang dirilis oleh kedua belah pihak.
Kami memahami posisi Xi Jinping yang saat ini berada dalam tekanan setelah sebelumnya diperlakukan kurang baik oleh Trump dalam negosiasi perdagangan. Namun demikian dalam negosiasi berikutnya, Amerika bersedia untuk menunda putaran tarif berikutnya sebesar $300 miliar sebagai bagian dari pemanis ketika negosiasi perdagangan yang berlangsung akhir pekan ini.
Garis besar mengenai agenda pertemuan nanti telah dibahas oleh Robert dan Liu He melalui telepon. Semoga ini merupakan sebuah pemanis yang benar benar manis yang dilakukan oleh Amerika terkait dengan keinginannya untuk mencapai kata sepakat dengan China, setelah sebelumnya ditengah negosiasi mereka menaikkan tarif impor terhadap China.
Ini merupakan kesempatan kedua bagi kedua negara untuk bertemu. Apabila dikesempatan kedua ini masih gagal, kami melihat mungkin tidak ada pertemuan ke tiga setelah ini.
“Kami merekomendasikan wait and see,” jelas analis Pilarmas.

