ANALIS MARKET (25/6/2019) : Pasar Obligasi Diprediksi Kembali Bervariasi dan Berpotensi Melemah
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi diperdagangan kemarin (24/6), bergerak bervariatif, meskipun demikian pada akhirnya harga obligasi mengalami penurunan.
“Ditengah ruang penguatan yang sudah jenuh, koreksi diperlukan saat ini untuk mendorong pergerakan harga obligasi untuk kembali menguat. Apabila tidak ada koreksi yang terjadi, maka harga obligasi tersebut akan rawan profit taking, dan volume akan semakin mengecil karena harganya sudah melambung terlalu tinggi,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (25/6/2019).
Lebih lanjut, riset Pilarmas menilai, diperdagangan Selasa (25/6) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan kembali bergerak bervariatif, namun masih dengan potensi melemah.
Sementara itu, sentimen kembali datang dari Amerika dan China yang sedang mengatur pertemuan pada KTT G20 nanti. Wang Shouwen, mengatakan pada briefing hari Senin (24/6) kemarin, bahwa tim negosiator berusaha untuk mengimplementasikan keputusan pada pertemuan kedua negara tersebut.
Diskusi akan ada dikedua sisi, dan ini akan menjadi pembicaraan dua arah. Setiap pembicaraan harus didasarkan pada saling menghormati kedaulatan Negara satu sama lain.
Pada pertemuan tersebut, pejabat China juga akan meminta Amerika untuk bisa membatalkan pembatasan terhadap Huawei dan Perusahaan teknologi lainnya, serta untuk tidak ikut campur dalam urusan yang terjadi di Hongkong.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri, Geng Shuang mengatakan bahwa Pemerintah Amerika menggunakan alasan yang mengada ada seperti menyalahgunakan pengertian dari ancaman keamanan nasional dan menggunakan kekuatan Negara untuk menekan Perusahaan China.
Ini merupakan salah satu akar permasalahan yang terjadi saat ini. Perlakuan Amerika telah merugikan Perusahaan China dan Amerika karena hal ini mempengaruhi Bisnis bagi kedua Negara.
Mari sekarang kita bahas dari sisi Amerika. Saat ini Trump tengah menghadapi tekanan bipartisan yang mulai tumbuh di Kongres terkait dengan sikap Amerika terhadap Huawei.
Pembicaraan terakhir antara Trump dan Xi, Trump mengatakan bahwa Ia memiliki percakapan yang sangat baik melalui telepon Bersama Xi, dan pembicaraan tersebut akan dilanjutkan pada pertemuan KTT 20 di Osaka, Jepang nanti.
Namun disatu sisi, Minoritas Senat, Chuck Schumer mengatakan bahwa Perusahaan telekomunikasi China seperti Huawei dan ZTE menghadirkan ancaman keamanan nasional, oleh sebab itu lah Kongres melarang Perusahaan Amerika untuk menggunakan teknologi Huawei.
Dia meminta Trump untuk menjelaskan kepada China bahwa Amerika menaggapi ancaman ini dengan serius dan tidak menggunakan keamanan nasional sebagai alat untuk negosiasi.
“Menurut kami, hal ini sesuatu yang lucu, karena issue mengenai keamanan Nasional terkait dengan penggunaan Huawei merupakan salah satu issue yang muncul setelah perang dagang terjadi. Padahal sebelumnya kerjasama tersebut baik baik saja, antara Perusahaan China dan Amerika,” jelas analis Pilarmas.
Beralih kepada Sanksi Amerika terhadap Iran, Amerika telah memberikan sanksi kepada sector sector penting termasuk minyak, bank dan baja. Amerika juga telah memberikan sanksi kepada Bank Sentral Iran dengan sanksi sekunder.
Lebih dari 80% ekonomi Iran sedang dikenai Sanksi kemarin. Mike Pompeo mengatakan bahwa Sanksi yang baru ini akan menjadi upaya lebih lanjut untuk memastikan bahwa Iran akan sulit untuk menumbuhkan ekonomi mereka dan akan membuat mereka tidak bisa menghindari sanksi tersebut.
Sejauh ini, Amerika telah menerapkan sanksi kepada hampir 1.000 entitas dari Iran. Tidak hanya itu saja, Amerika juga memberikan sanksi berupa pembatasan bagi pemimpin tertinggi di Negara itu.
Fokus berikutnya adalah menanti Ketua The Fed yang akan membahas mengenai kebijakan moneter melalui sebuah pidato di New York.
“Kami merekomendasikan wait and see dengan mengikuti lelang sebagai sebuah alternative transaksi hari ini,” jelas analis Pilarmas.

