Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp25,48 Triliun dari 48 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Kamis (20/6/2019) menyebutkan, Volume perdagangan Obligasi Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (19/6), cukup besar dibandingkan dengan volume perdagangan yang dilaporkan di hari Selasa (18/6), yakni tercatat senilai Rp25,48  triliun dari 48 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp12,95 triliun.

Adapun Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, yakni tercatat senilai Rp7,09 triliun dari 230 kali transaksi di harga rata - rata 104,56% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp3,32 miliar dari 136 kali transaksi di harga rata - rata 103,15%.

Sementara itu, dari Surat Berharga Syariah Negara dengan volume terbesar didapati pada Project Based Sukuk seri PBS006 senilai Rp905,88 miliar dari 5 kali transaksi dan diikuti oleh volume Sukuk Ritel Negara dengan seri SR011 sebesar Rp890,10 miliar untuk 105 kali pedagangan.

Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, terjadi kenaikan volume perdagangan dari pelaporan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,09 triliun dari 62 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Sumberdaya Sewatama I Tahun 2012 Seri B (SSMM01B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp142,01 miliar dari  4 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% yang diikuti oleh perdagangan  Obligasi Berkelanjutan I Semen Indonesia Tahap II Tahun 2019 Seri A (SMGR01ACN2) senilai Rp140,15 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 101,13%.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat di level 14270,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 57,00 pts (0,39%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.

Bergerak pada kisaran 14262,00 hingga 14277,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah menguatnya sebagian besar arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika.

Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,82% yang diikuti oleh mata uang Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,58%.

Sedangkan mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional sebesar 0,07% yang kemudian diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,06% dan mata uang Renminbi China (CNY) sebesar 0,01% terhadap Dollar Amerika.

Sementara itu, dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup mengalam penurunan di level 2,032% serta tenor 30 tahun ikut ditutup menurun pada level 2,547%.

Kenaikan tingkat imbal hasil tersebut seiring dengan penguatan indeks saham utamanya dimana untuk indeks NASDAQ didapati menguat sebesar 42 bps di level 7987,32 dan indeks DJIA menguat sebesar 15 bps di level 26504,00.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Inggirs (Gilt) juga terpantau mengalami kenaikan pada tenor 10 tahun dan 30 tahunnya masing-masing di level 0,866% dan 1,46%.

Sedangkan untuk surat utang Jerman (Bund) mengalami penurunan tingkat imbal hasil pada tenor 10 tahun dan 30 tahunnya yang masing-masing berada di level –0,291% dan 0,296%.