RUPST SMART Setujui Pembagian Dividen Final Sebesar Rp 750,- per Saham

foto : istimewa

Pasardana.id - Pemegang saham PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) menyetujui dan mensahkan Laporan Tahunan Perseroan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 serta memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan dan pengurusan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018.

Persetujuan tersebut dikukuhkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan yang digelar Selasa (18/6).

Pada saat yang sama, pemegang saham Perseroan menyetujui pembagian dividen final sebesar Rp 750,- per saham atau sebesar 22% dari saldo laba per 31 Desember 2018.

RUPST juga telah menyetujui pengunduran diri Drs. Endro Agung Partoyo sebagai Komisaris Independen Perseroan serta menyetujui pengangkatan Rahmat Waluyanto sebagai Komisaris Independen Perseroan untuk melanjutkan sisa masa jabatan Drs. Endro Agung Partoyo yang digantikannya, berlaku efektif sejak ditutupnya RUPST.

Sususan Dewan Komisaris Perseroan yang baru sampai dengan berakhirnya RUPST Perseroan tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Franky Oesman Widjaja

Wakil Komisaris Utama : Muktar Widjaja

Wakil Komisaris Utama : Budi Wijana

Komisaris Independen : Prof. DR. Teddy Pawitra

Komisaris Independen : Prof. DR. Susiyati B. Hirawan

Komisaris Independen : Rahmat Waluyanto

Komisaris : Rafael Buhay Concepcion, Jr.

Para pemegang saham juga menyetujui pemberian kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dalam rangka mengalihkan kekayaan Perseroan; atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan; yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Pengalihan atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan dilakukan dalam kaitannya dengan usaha perolehan fasilitas pinjaman atau pendanaan di masa yang akan datang.

Untuk pengalihan kekayaan yang sifatnya memenuhi definisi yang terdapat dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. IX.E.2 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama atau Peraturan BAPEPAMLK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, maka pelaksanaannya akan memenuhi Peraturan BAPEPAM-LK terkait.

Kinerja Perseroan

Per 31 Maret 2019, luas area tertanam Perseroan adalah sebesar 137.600 hektar, terdiri dari 106.300 hektar area inti dan 31.300 hektar area plasma.

Dari total area tertanam tersebut, 133.800 hektar merupakan area menghasilkan dan 3.800 hektar merupakan area belum menghasilkan.

Selama kuartal pertama tahun 2019, Perseroan memanen 621 ribu ton tandan buah segar (TBS), lebih tinggi 20% dibandingkan panen kuartal pertama tahun 2018. Hal ini terutama didukung oleh kondisi cuaca yang baik.

TBS tersebut diolah lebih lanjut di 16 pabrik kelapa sawit dengan jumlah kapasitas 4,2 juta ton per tahun.

Perseroan memproduksi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK) masing-masing sebesar 145 ribu ton dan 38 ribu ton pada kuartal yang sama, tumbuh masing-masing 21% dan 28% dibanding kuartal pertama tahun lalu.

Tingkat ekstraksi minyak sawit adalah 21,5% sedangkan tingkat ekstraksi inti sawit mencapai 5,6%.

Meskipun dipengaruhi oleh penurunan harga pasar internasional CPO, kinerja SMART pada kuartal I 2019 mengalami perningkatan, didukung oleh tumbuhnya kuantitas penjualan termasuk juga penjualan biodiesel.

Penjualan bersih naik 11% mencapai Rp 9,4 triliun. Laba usaha dan EBITDA juga meningkat menjadi masing-masing Rp 433 miliar dan Rp 795 miliar, sejalan dengan naiknya laba kotor. Hal ini menghasilkan peningkatan laba bersih menjadi sebesar Rp 480 miliar.

Posisi keuangan SMART per 31 Maret 2019 tetap kuat, dengan jumlah aset yang sedikit menurun menjadi Rp 28,4 triliun. Rasio pinjaman bersih terhadap ekuitas1 tetap berada level sehat yaitu sebesar 0,33 kali.

Per 31 Maret 2019, nilai ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh menjadi Rp 12,7 triliun.

Untuk tahun 2019, Perseroan menganggarkan pengeluaran modal sebesar Rp 1,1 triliun, di mana sebagian besar akan digunakan untuk peremajaan tanaman tua dan peningkatan kemampuan pabrik hilir (refinery) untuk dapat menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi.

”Kami gembira melihat pencapaian SMART pada kuartal pertama tahun 2019 di tengah harga pasar CPO yang bergejolak. Model bisnis kami yang terintegrasi, khususnya operasi bisnis hilir telah membantu kinerja Perseroan secara keseluruhan. SMART akan terus memperkuat keunggulan kompetitifnya melalui inovasi yang mutakhir dan praktik yang berkelanjutan,” jelas Wakil Direktur Utama sekaligus Corporate Secretary Perseroan, Jimmy Pramono dalam siaran pers Selasa (18/6).

Mengenai prospek industri, Jimmy menambahkan, ”Kami yakin bahwa minyak kelapa sawit akan tetap merupakan solusi yang logis dan efisien dalam memenuhi peningkatan permintaan minyak dan lemak pangan dunia di tengah ketersediaan lahan tanaman yang terbatas. Permintaan dari sektor energi baik domestik maupun global juga meningkat dengan kompetitifnya harga biodiesel dibanding minyak bumi. Kami berharap perkembangan yang lebih positif atas permintaan biodiesel akan terus berlanjut sejalan dengan realisasi mandat biodiesel Indonesia selama kuartal pertama 2019 yang memenuhi target.”