ANALIS MARKET (27/5/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi pada akhirnya berhasil mempertahankan penguatan secara konsisten, diperdagangan Jumat (24/5) kemarin.

Ditengah-tengah gejolak politik yang terjadi, keputusan hasil KPU mampu mengangkat harga pasar obligasi, namun demikian, pengangkatan tersebut agak sedikit tertahan dengan issue politik yang beredar. Hal ini menyebabkan animo dari investor asing agak sedikit tertahan, apalagi situasi dan kondisi global masih belum menentu.

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, pada perdagangan Senin (27/5) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat. Penguatan obligasi ini mungkin tidak akan berlangsung lama dikarenakan adanya libur panjang pekan depan, sehingga diperkirakan transaksi akan ramai di hari Senin dan Selasa.

Adapun para pelaku pasar akan mencermati beberapa sentimen yang datang dari China dengan Amerika.

Rincinya, China melalui utusannya, Cui Tiankai, mengatakan bahwa masuknya daftar hitam Huawei merupakan tindakan yang tidak biasa dari Amerika. Cui juga mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa China ingin terus bekerja menuju perjanjian perdagangan dengan Amerika.

Cui juga mengatakan bahwa,”Perdagangan merupakan hal yang saling menguntungkan, dan perang adalah tentang saling menghancurkan”.

Cui menyampaikan, bahwa tuduhan terhadap Huawei adalah tuduhan yang yang tidak berdasar, dan langkah langkah yang dilakukan Amerika terhadap Huawei adalah langkah yang tidak biasa karena memobilisasi sebuah Negara untuk melawan Perusahaan Swasta.

Cui juga merespon mengenai indikasi China untuk melakukan pembalasan. Cui mengatakan, “Kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk melindungi kepentingan sah Perusahaan kami, rakyat kami, dan Negara kami”.

Cui juga menambahkan, “Jika segala sesuatunya bergerak ke arah yang salah, maka kita akan merespon secepatnya, hal ini dimaksudkan terhadap tanggapan dari pihak Huawei. Tapi jika China dan Amerika bisa bekerja sama untuk mendorong ke arah yang benar, tentu semua ini akan menjadi lebih baik”.

Dalam beberapa tajuk halaman depan koran di China, beberapa koran mengatakan bahwa, ”Nada China menjadi lebih aggresif sejak Amerika meningkatkan perang dagang. Amerika terus menyerang Perusahaan Perusahaan China bukan karena Perusahaan tersebut melakukan kesalahan, namun karena Perusahaan China terlalu luar biasa untuk diterima oleh Amerika.

Cui menambahkan bahwa, ”China percaya bahwa pembicaraan, komunikasi, konsultasi, dan diskusi adalah satu satunya jalan untuk keluar dari perselihan antara Amerika dan China, dan China masih berkomitmen untuk itu.

Sejauh ini, meskipun para pelaku pasar dan investor berharap terhadap pertemuan antara Xi dan Trump di Osaka, Jepang, namun belum ada diskusi yang resmi terkait akan pertemuan tersebut. Sehingga belum ada rencana bahwa pertemuan tersebut akan terlaksana.

Potensi resiko ekonomi dan politik yang lebih besar, kini akan dihadapi oleh Trump, seperti resiko bahwa gelombang tarif yang berikutnya berpotensi untuk menghantam kebutuhan pokok konsumen seperti pakaian anak anak, smartphone, dan beberapa barang lainnya.

Beralih dari sana, Theresa May sangat emosional ketika dia mengumumkan akan berhenti sebagai Perdana Menteri Inggris setelah May gagal melakukan salah satu tugas yang menentukan masa depan Inggris, yaitu keluar dari Uni Eropa. Saya telah melakukan yang terbaik, katanya. Namun penyesalan yang mendalam dalam diri saya, adalah tidak bisa menyelesaikan Brexit, ungkap May sembari meneteskan air mata. May juga akan keluar dari pemimpin Partai Konservatif pada 7 June.

“Kami merekomendasikan beli hal ini dengan volume terbatas, memang ada potensi kenaikkan tapi harus tetap hati-hati,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (27/5/2019).