Volume SUN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp15,45 Triliun dari 45 Seri

foto : ilustrasi (ist)
foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Kamis (02/5/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (30/4), meningkat dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, yaitu tercatat senilai Rp15,45 triliun dari 45 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp7,44 triliun.

Adapun Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,83 triliun dari 60 kali transaksi di harga rata - rata 103,69% dan diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp2,03 triliun dari 79 kali transaksi di harga rata - rata 103,35%.

Sedangkan untuk Surat Berharga Syariah Negara dengan volume tertinggi didapati pada Project Based Sukuk seri PBS014 sebesar Rp800,30 miliar untuk 17 kali transaksi dan diikuti oleh seri PBS013 sebesar Rp606,00 dari 7 kali perdagangan.

Selain itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,29 triliun dari 63 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap V Tahun 2019 Seri B (FIFA03BCN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp335,00 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 100,38% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018 Seri A (WSKT03ACN2) senilai Rp120,20 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 97,17%.

Adapun untuk perdagangan  Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap III Tahun 2018 Seri D (BEXI04DCN3) tercatat volume perdagangan sebesar Rp101,80 dari 2 kali transaksi di harga 104,50% dan untuk volume perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap II Tahun 2017 (BBKP02SBCN2) sebesar Rp74,00 miliar dari 13 kali transaksi di harga 97,99%. 

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 50,00 pts (0,35%) pada level 14259,00 per dollar Amerika.

Bergerak pada kisaran 14193,00 hingga 14265,00 per dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami penguatan pada awal sesi perdagangan dan kemudian mengalami pelemahan hingga akhir sesi perdagangan.

Pelemahan mata uang Rupiah tersebut terjadi di tengah beragamnya arah pergerakan mata uang regional.

Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional yaitu mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,54% dan diikuti oleh mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,38% dan mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,29%.

Sedangkan untuk mata uang yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,82% yang diiringi dengan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) sebesar 0,35% dan mata uang Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,03% terhadap mata uang Dollar Amerika.

Disisi lain, perubahan harga surat utang global pada perdagangan hari Selasa, mendorong terjadinya penurunan imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun di level 2,502% dan untuk tenor 30 tahun di level 2,908%.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) keduanya juga mengalami penurunan masing - masing di level 0,013% dan 1,149% untuk tenor 10 tahun.

Adapun untuk tenor 30 tahun untuk surat utang Jerman (Bund) mengalami kenaikan di level 0,658% sedangkan untuk surat utang Inggris (Gilt) mengalami penurunan di level 1,663%.