Meski IHSG Turun Terus Dalam 5 Hari, Manulife Aset Manajemen Masih Pertahankan Target IHSG

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia masih mempertahankan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada level 6.900 hingga 7.100 pada akhir tahun 2019.

Padahal, IHSG sudah turun dalam 5 hari secara beruntun hingga hari ini (Jumat, 17/5/2019) dari level 6.209 menjadi 5.826.

Portfolio Manager - Equity Manulife Aset Manajemen Indonesia Andrian Tanuwijaya menyampaikan, secara umum kinerja emiten Q1-19 sedikit dibawah ekspektasi dengan pertumbuhan laba bersih rata-rata sebesar 8% YoY.

Sektor finansial dan konsumer masih menjadi penopang pertumbuhan laba IHSG, diikuti oleh sektor telekomunikasi dan properti.

Sementara itu, komoditas dan semen merupakan sektor dengan pertumbuhan laba negatif sepanjang Q1-19, sejalan dengan harga komoditas yang juga mengalami tren penurunan dalam 2 kuartal terakhir.

“Kami masih mempertahankan target IHSG akhir tahun di level 6900 – 7100, mengharapkan peningkatan kinerja di kuartal-kuartal berikutnya. Kami menyadari bahwa ada banyak pelaku ekonomi yang cenderung wait and see menjelang Pemilu di April kemarin,” kata Andrian, Jumat (17/5/2019).

Oleh karena itu, dengan berakhirnya penyelenggaraan Pemilu yang aman dan damai, aktivitas ekonomi Andrian harapkan akan mulai menunjukkan peningkatan yang akan berdampak positif pada kinerja laporan keuangan emiten-emiten.

Andrian menambahkan, optimisme Manulife pertama karena Indonesia sudah melalui Pemilu yang berjalan dengan aman.

Berlalunya Pemilu menghilangkan sentimen ketidakpastian politik yang sebelumnya sempat membayangi pasar.

“Selain itu kami memandang adanya potensi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga tahun ini. Dengan The Fed yang diperkirakan akan menahan tingkat suku bunga, kondisi ini membuka ruang gerak bagi BI untuk memangkas suku bunga,” terangnya.

Penurunan suku bunga dapat menjadi sinyal bagi pasar bahwa BI sudah beranjak lebih pro-growth, dan ini berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar finansial Indonesia.

Faktor-faktor tersebut ditambah basis fundamental ekonomi domestik yang sehat menurut kami dapat menjadi daya tarik pasar saham Indonesia dan menarik bagi investor asing.