ANALIS MARKET (25/4/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kemarin (24/4), masih inline dengan prediksi, yang masih melakukan penurunan.

Kekhawatiran akan politik dalam negeri masih menjadi ganjalan dalam pergerakan pasar modal, baik saham maupun obligasi. Mungkin hal ini akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan hingga KPU memberikan pengumuman resmi yang memberikan kepastian lebih terhadap stabilitas politik dalam Negeri.

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (25/4/2019) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan masih akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.

Keterbatasan ini datang dari mulai sempitnya ruang pelemahan, meskipun tidak menutup kemungkinan harga obligasi akan menembus titik bawah.

Penantian berita hari ini datang dari hasil pertemuan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan memberikan hasilnya disore hari nanti.

Meskipun kami melihat tingkat suku bunga Bank Indonesia tidak akan berubah, namun pandangan dan strategi kedepannya amat sangat dinantikan ketika potensi kenaikkan tingkat suku bunga di dunia sedang berada dalam posisi Dovish, yang memberikan potensi Bank Indonesia dapat menurunkan tingkat suku bunganya minimal 25 bps.

“Kami melihat Bank Indonesia mungkin akan menanti terlebih dahulu kepastian mengenai Pemilihan Presiden yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Namun potensi turunnya suku bunga Bank Indonesia juga sedang diamini oleh beberapa Lembaga Keuangan non Bank lainnya,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (25/4/2019).

Saat ini, perhatian juga tertuju kepada Bank of Japan yang dimana saat ini juga menjadi perhatian para pelaku pasar dan investor karena berpotensi untuk mengucurkan kembali stimulus ditengah perlambatan ekonomi Japan dan rendahnya inflasi.

Pengumuman Bank of Japan juga dilakukan hari ini, mungkin lebih awal sebelum Bank Indonesia.

Fokus berikutnya adalah pertemuan antara Amerika dan China yang akan terjadi pada 30 April yang akan dipimpin oleh Liu He.

Diskusi kali ini akan membahas masalah perdagangan termasuk kekayaan intelektual, transfer teknologi, hambatan non – tarif, pertanian, pelayanan, pembelian, dan penegakkan hukum kedua belah pihak. Selanjutnya Liu He akan berkunjung ke Washington pada tanggal 8 May.

Beralih dari sana, di China pasar tampaknya mendapat sedikit bantuan dari Bank Sentral untuk mendukung likuiditas dalam system perbankan untuk mendanai pinjaman. Bank Sentral China menyuntikkan pinjaman setara dengan $40 miliar untuk pinjaman jangka menengah.

Kami melihat PBOC menahan diri dari langkah yang lebih besar seperti menurunkan tingkat suku bunga karena membaiknya data ekonomi China sehingga dapat mengurangi PBOC untuk memberikan stimulus lebih lanjut lagi.

Perdana Menteri China, Li Keqiang dalam pertemuannya dengan Direktur IMF Christine Lagarde mengatakan bahwa China akan terus memperdalam reformasi, mengurangi campur tangan Administrasi, memangkas pajak dan biaya untuk mendorong ekonomi China.

Dalam pertemuan tersebut juga disampaikan bahwa China akan memastikan bahwa pertumbuhan ekonominya tetap berada dalam kisaran wajar, dan tentunya China bersedia memperkuat kerja sama dengan IMF kata Li Keqiang.

Hari ini pula Shinzo Abe dari Jepang akan bertemu para pemimpin Uni Eropa untuk menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi Bersama Presiden Trump.

Percikan api antara Amerika dan Jepang tampaknya mulai meminta kedua Negara untuk dapat duduk Bersama.

“Kami masih merekomendasikan wait and see hari ini dengan potensi jual,” jelas analis Pilarmas.