ANALIS MARKET (24/4/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah
Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kembali mencatatkan penurunan sesuai yang sudah diprediksikan kemarin.
Namun sisi positifnya adalah, total penawaran yang lelang kemarin masih memperlihatkan antusiasme para pelaku pasar yang masih terjaga terhadap surat utang Indonesia, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Selain itu, tentu hal ini memperlihatkan bahwa para pelaku pasar masih menaruh harapan, bahwa Pemilu akan selesai secara baik, aman, dan damai.
“Namun kami melihat pagi ini pasar obligasi masih akan dibuka melemah dengan potensi melemah,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (24/4/2019).
Adapun sentimen kali ini akan hadir dari Brexit. Theresa may akan menyiapkan strategi baru ditengah keputusasaan dalam mengupayakan Brexit. Jangan sampai kesepakatan yang disiapkan akan ditolak kembali untuk yang ke 4 kalinya, dan batas waktunya hanya 1 bulan. Kali ini May akan mencoba untuk memasukkan beberapa undang undang agar dapat masuk kedalam kesepakatan. Hal ini patut dicoba meskipun deadlinenya sudah hampir tiba.
Beralih dari sana, Komite Stabilitas Sistem Keuangan kemarin melaporkan kondisi stabilitas keuangan Indonesia sepanjang kuartal I tahun 2019 dalam kondisi terjaga.
Kesimpulan ini berdasarkan hasil pemantauan lembaga anggota KSSK yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), terhadap perkembangan perekonomian, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan, dan penjaminan simpanan.
KSSK menyampaikan, dari sisi domestik tantangan yang dihadapi adalah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan memacu investasi dan ekspor dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.
KSSK terus memperkuat koordinasi kebijakan moneter, fiskal, makroprudensial, mikroprudensial, dan penjaminan simpanan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Di bidang moneter, Gubernur Bank Indonesia mengatakan akan fokus pada kebijakan suku bunga dan nilai tukar untuk memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, khususnya guna mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.
Tidak hanya itu saja, Bank Indonesia juga menempuh berbagai kebijakan yang lebih akomodatif untuk mendorong permintaan domestik. Di antaranya, operasi moneter seperi FX swap, kebijakan makroprudensial yang akomodatif, mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, memperkuat kebijakan sistem pembayaran.
Dari sisi APBN terdapat trend yang positif, baik dari sisi pendapatan maupun belanja negara. Fokus berikutnya masih menanti Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Indonesia yang akan diadakan pada esok hari.
"Meskipun kami meyakini bahwa masih belum adanya pemangkasan tingkat suku bunga, namun besar harapan kami bahwa tingkat suku bunga dapat dipangkas pada Semester kedua nanti. Sejauh ini kami masih merekomendasikan jual pada perdagangan obligasi hari ini," jelas analis Pilarmas.

