Harga SUN Ditutup Menguat Seiring Sentimen Positif Kesepakatan Dagang AS - China

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan kemarin, Senin, tanggal 1 April 2019, ditutup menguat ditengah sentimen pulihnya ekonomi China sehingga berdampak kepada nilai tukar Rupiah yang cenderung menguat.

Dalam riset yang dirilis Selasa (02/4/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan harga Surat Utang Negara kembali ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan ditengah sentimen positif semakin dekatnya proses damai dagang antara Amerika dan China.

Hal ini didukung oleh data yang dirilis oleh pemerintah China atas meningkatnya Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada periode Maret 2019 sebesar 2,64% di level 50,5 (vs 49,2 pada bulan Februari 2019).

Angka tersebut sebuah prestasi karena merupakan peningkatan terbesar sejak tahun 2012.

Dengan kenaikan PMI Manufaktur China tersebut, para pelaku pasar memandang lebih optimis kondisi pasar saat ini, sehingga akan meningkatkan permintaan aset-aset berisiko di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Namun tampaknya pada perdagangan kemarin para investor masih menunggu diadakannya lelang hari ini dimana volume perdagangan kemarin dilaporkan menurun bila dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 40 bps dengan rata-rata kenaikan sebesar 9,2 bps sehingga berdampak adanya penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 7,4 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara, keseluruhan seri acuannya mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 8 bps hingga 36 bps mendorong adanya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1,8 bps hingga 4,1 bps.

Kenaikan harga tertinggi didapati pada Surat Utang Negara seri acuan bertenor 15 tahun sebesar 36 bps yang mendorong turunnya imbal hasil sebesar 4,1 bps di level 8,028% dan diiringi dengan Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 20 tahun dan 10 tahun yang mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 18 bps dan 13 bps sehingga berdampak terhadap penurunan imbal hasil masing-masing sebesar 1,7 bps di level 8,112% dan 1,8 bps di level 7,585%.

Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan harga hingga sebesar 8 bps sehingga terjadi penurunan imbal hasil sebesar 2 bps di level 7,102%.

Disisi lain, perubahan harga pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika mengalami penurunan di keseluruhan seri acuannya.

Hal ini terjadi di tengah melemahnya imbal hasil US Treasury. Adapun untuk imbal hasil INDO24 dan INDO 29 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,5 bps di level 3,499% dan 3,2 bps di level 3,897% yang didorong terjadinya koreksi harga sebesar 7,1 bps dan 27 bps.

Adapun imbal hasil dari INDO44 dan INDO49 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,3 bps di level 4,796% dan  0,8 bps di level 4,669% setelah mengalami adanya penurunan harga sebesar 22,2 bps dan 14,6 bps.