Harga SUN Diperdagangan Selasa Lalu Cenderung Naik Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Selasa (16/4) kemarin, bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang terbatas, di tengah jelang diselenggarakannya pemilihan umum serta suksesnya lelang Surat Berharga Syariah Negara sehingga berdampak pada minimnya persepsi risiko dari para pelaku pasar.

Dalam riset yang dirilis Kamis (18/4/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin (16/4), didukung oleh faktor menurunnya persepsi risiko atas kondisi perekonomian domestik, dimana minimnya persepsi risiko ini masih dipengaruhi oleh rilisnya data surplus neraca perdagangan Indonesia yang mengakibatkan meningkatnya cadangan devisa negara sehingga stabilitas nilai tukar Rupiah dapat terjaga di tengah jelang diselenggarakannya pemilihan umum 2019.

Selain faktor tersebut, kenaikan harga Surat Utang Negara juga didukung oleh hasil positif dari lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dimana pada lelang tersebut pemerintah meraup dana senilai Rp6,06 triliun dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp18,51 triliun dari enam seri yang ditawarkan.

Jumlah penawaran tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah penawaran lelang SBSN sebelumnya yang senilai Rp18,42 triliun yang dikuti pula oleh cukup kompetitifnya tingkat imbal hasil yang diminta oleh investor.

“Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh kenaikan volume perdagangan,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan Selasa (16/4) kemarin, hingga mencapai 53 bps yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 2 bps hingga 6 bps dengan rata - rata penurunan imbal hasil sebesar 2,7 bps.

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 6 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 0,6 bps hingga 1,4 bps.

Sementara itu, pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan berkisar antara 12 bps hingga 32 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga mencapai 6 bps.

Adapun pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang, kenaikan harga yang terjadi mencapai 53 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 6,4 bps.

Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin juga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 3 bps di level 7,080% dan tenor 10 tahun di level 7,596%. Sedangkan untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 6 bps di level 8,010% dan tenor 20 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 4 bps di level 8,157%.

Disisi lain, kenaikan harga juga didapati pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika didukung oleh membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS).

Kenaikan harga terjadi pada hampir keseluruhan seri dengan kenaikan harga yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor di atas 10 tahun.

Harga dari INDO24 dan INDO29 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 6,6 bps dan 7 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil masing - masing sebesar 1,4 bps di level 3,477% dan 3,912%.

Adapun harga INDO44 mengalami kenaikan sebesar 17 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasilnya kurang dari 1 bps di level 4,794%.