ANALIS MARKET (18/4/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Hari Ini
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi sudah mengkonfirmasi untuk menguat diperdagangan Selasa (16/4) kemarin.
Dengan dukungan dari teknikal analisa pasar obligasi terus merangkak mengalami kenaikkan. Tentu hal ini akan menjadi modal yang bagus apabila ditambah dengan sentiment yang hadir hari diperdagangan Kamis (18/4) ini.
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (18/4) pagi ini, pasar obligasi akan dibuka menguat dengan potensi menguat. Penguatan ini didukung oleh usainya pemilu yang berjalan dengan baik dan damai.
Sentimen tentu akan datang dari Pemilu kemarin. Meskipun hasil resmi belum keluar dari KPU, namun berdasarkan hasil tidak resmi melalui 5 Lembaga Quick Count menunjukkan bahwa Jokowi – Amin sedang unggul.
“Hal yang terjadi kemarin (17/4), mungkin akan terefleksikan pada perdagangan hari ini. Siapapun pemenangnya, kami berharap tentu Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Pasar modal, baik saham dan obligasi memiliki kemungkinan untuk bergerak menguat hari ini, meskipun ada kemungkinan total transaksi dan frekuensi turun akibat banyaknya libur pekan ini, namun seharusnya tidak menyurutkan antusiasme pasar sebelum pada akhirnya pudar. Hal ini akan memberikan potensi aliran Capital Inflow akan bertambah hari ini, baik saham maupun obligasi,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (18/4/2019).
Sentimen positif berikutnya adalah data China yang melebihi ekspektasi pasar, sehingga semakin menyakinkan para pelaku pasar bahwa ekonomi China meskipun sedang dalam fase melambat, namun masih bisa bertahan. Hal inilah yang akan menjadi modal penting pada perdagangan hari ini.
Kabar positif ini juga masih didukung oleh berita dari Amerika dan China yang menjadwalkan lebih banyak pembicaraan mengenai perdagangan secara pertemuan dalam upaya untuk mempercepat kesepakatan pada awal bulan Mei.
Robert dan Steven perwakilan dagang dari Amerika akan melakukan perjalanan ke China pada hari Minggu 29 April untuk melakukan diskusi terkait dengan pertimbangan internal yang akan disusul oleh kunjungan ke Washington pada minggu berikutnya oleh Liu He. Ada kemungkinan besar bahwa perjanjian tersebut akan selesai pada akhir Mei. Namun ternyata too good to be true apabila semuanya positif.
Sentimen negative akan datang dari India, yang dimana sejumlah pengusaha India menyerukan untuk memboikot terhadap produk buatan China. Meskipun kami menilai apabila boikot tersebut terjadi, justru mungkin akan lebih banyak merugikan India. Asosiasi pegang CAIT mendesak Pemerintahan Modi untuk mengenakan bea masuk sebesar 300% hingga 500% pada produk China, diiringi dengan penerapan sanksi hukum yang berat untuk setiap pelanggaran.
Ditengah tengah potensi konflik India dan China, Uni Eropa telah merilis sejumlah produk Amerika yang berpotensi dikenakan bea masuk yang nilainya mencapai US$20 miliar. Langkah ini merupakan balasan atas ancaman Amerika yang berencana memberlakukan bea masuk untuk impor produk Uni Eropa senilai US$11 miliar. Hal ini bermula dari sengketa Amerika dan Eropa terkait subsidi kepada produsen pesawat terbang. Boeing dari Amerika dan Airbus dari Eropa.
“Sentimen positif masih akan mendominasi, oleh sebab itu, kami merekomendasikan beli hari ini,” jelas analis Pilarmas.

