Harga SUN Diperdagangan Selasa Kemarin Alami Kenaikan Ditengah Penguatan Rupiah
Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) kembali bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang diakibatkan oleh beberapa sentimen global pada perdagangan hari Selasa, tanggal 26 Maret 2019 kemarin.
Dalam riset yang dirilis Rabu (27/3/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin (26/3), bergerak dengan mengalami kenaikan.
“Hal ini masih dipicu oleh adanya penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika,” jelas I Made.
Adapun penguatan harga obligasi juga masih dipengaruhi oleh kondisi perlambatan ekonomi Amerika yang tercermin dari data manufaktur Dallas dan Chicago yang semakin tertekan.
Kondisi ini membuat para pelaku pasar memungkinkan adanya aksi mencari aset yang lebih berkualitas (flight to quality).
Naiknya harga Surat Utang Negara juga diiringi dengan apresiasi surat utang negara berkembang yang lain.
Sementara itu, hasil lelang Surat Utang Negara pemerintah berhasil meraup dana sebesar Rp24,95 triliun dari total penawaran yang masuk mencapai Rp59,90 triliun.
Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 100 bps yang mendorong turunnya tingkat imbal hasil hingga sebesar 12 bps.
Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan, keseluruhan serinya mengalami kenaikan harga yang mengakibatkan adanya rata-rata perubahan tingkat imbal hasil turun sebesar 2,8 bps, dimana pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan harga tertinggi sebesar 30 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 6,8 bps di level 7,045% dan diikuti oleh Surat Utang Negara seri acuan bertenor 10 tahun dan 15 tahun yang mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 22 bps dan 9 bps sehingga berdampak pada penurunan imbal hasil sebesar 3,1 bps di level 7,587% dan 1,1 bps di level 8,010%.
Adapun untuk seri acuan yang mengalami perubahan harga terendah didapati pada tenor 20 tahun sebesar 2 bps yang mengakibatkan terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 0,2 bps di level 8,094%.
Disisi lain, kenaikan harga juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah penurunan persepsi risiko. Kenaikan harga didapati pada semua seri Surat Utang Negara berdonominasi mata uang Dollar Amerika.
Harga INDO24 dan INDO29 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,9 bps dan 45,4 bps sehingga berdampak terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 1,2 bps di level 3,496% dan 5,4 bps di level 3,890%.
Adapun harga dari INDO44 dan INDO49 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 61,2 bps dan 74,4 bps yang mendorong adanya koreksi tingkat imbal hasil sebesar 3,6 bps di level 4,810% dan 4,4 bps di level 4,704%.

