Penguatan Rupiah Dorong Kenaikan Harga SUN Diperdagangan Kamis Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan hari Kamis, 21 Maret 2019 kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) kembali bergerak mengalami kenaikan di tengah perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang cenderung menguat selama sesi perdagangan kemarin akibat adanya sentimen global.

Dalam riset yang dirilis Jumat (22/3/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pada perdagangan hari Kamis, tanggal 21 Maret 2019 kemarin, pergerakan harga Surat Utang Negara bergerak dengan mengalami kenaikan ditengah faktor perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang menguat selama sesi perdagangan.

Faktor penguatan rupiah ini dipicu dari hasil FOMC Meeting yang merilis suku bunga acuan Bank Sentral Amerika bertahan di level 2,25% hingga 2,50%.

Namun kondisi perlambatan ekonomi yang terjadi di Amerika masih akan berlanjut sehingga The Fed perlu memangkas proyeksi suku bunga acuannya hingga akhir tahun 2019, dimana proyeksi suku bunga pada akhir tahun 2019 turun di level 2,375% (vs 2,875% pada proyeksi sebelumnya).

Hal ini mengindikasikan bahwa suku bunga acuan Bank Sentral Amerika akan terus bertahan di level 2,25%-2,50% hingga akhir tahun 2019.

“Kami menilai kondisi ini akan menguntungkan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang memberikan tingkat imbal hasil yang lebih baik. Hal ini tercermin dari volume perdagangan yang terjadi pada perdagangan kemarin (21/3) yang meningkat dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya,” jelas I Made.

Baca juga : Volume SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp28,64 Triliun dari 44 Seri

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi hingga sebesar 123 bps yang berdampak terhadap adanya perubahan tingkat imbal hasil rata - rata mengalami penurunan sebesar 8 bps.

Adapun Surat Utang Negara dengan seri acuan bertenor 15 tahun mengalami kenaikan harga tertinggi diantara seri acuannya lainnya yaitu sebesar 1,23 bps yang berdampak pada penurunan imbal hasil sebesar 0,14 bps di level 7,884%, selanjutnya diikuti oleh seri acuan bertenor 20 dan 10 tahun yang mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 1,2 bps dan 0,9 bps yang mendorong penurunan imbal hasil masing-masing sebesar 0,12 bps di level 7,979% dan 0,13 bps di level 7,559%.

Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan bertenor 5 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 0,65 bps yang mengakibatkan turunya tingkat imbal hasil sebesar 0,15 bps di level 7,074%. 

Disisi lain, harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin (21/3) ditutup dengan mengalami kenaikan di tengah menurunnya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS).

Harga dari INDO24 meningkat sebesar 34,6 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 7,43 bps di level 3,512%.

Adapun harga dari INDO29 mengalami kenaikan sebesar 105,4 bps yang menyebabkan turunnya tingkat imbal hasil sebesar 12,55 bps di level 3,931%.

Adapun untuk INDO44 dan INDO49 juga mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 121,7 bps dan  125,2 bps yang mendorong penurunan tingkat imbal hasil sebesar 7,17 bps di level 4,846% dan 7,40 bps di level 4,733%.