Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp13,17 Triliun dari 39 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Kamis (21/3/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan hari Rabu, tanggal 20 Maret 2019 kemarin, mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp13,17 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.

Adapun Surat Utang Negara pada seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,42 triliun dari 53 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Surat Utang Negara seri FR0078 senilai Rp1,72 triliun dari 19 kali transaksi.

Sementara itu, untuk perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Sukuk Negara dengan volume terbesar, yaitu sebesar Rp618,00 miliar dari 25 kali transaksi kemudian diiringi oleh Project Based Sukuk seri  PBS015 dengan volume sebesar Rp381,46 miliar untuk 19 kali transaksi.

Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,48 triliun dari 47 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan.

Adapun untuk perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2018 (TPIA02CN1) didapati surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar yaitu sebesar Rp400,55 miliar dari 6 kali transaksi.

Selanjutnya volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap IV Tahun 2018 Seri A (BBRI02ACN4) sebesar Rp104,00 miliar dari 3 kali perdagangan dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018 Seri B (WSKT03BCN2) sebesar Rp98,00 miliar untuk 4 kali transaksi.

Berikutnya, untuk surat utang korporasi dengan volume Rp90,00 miliar dari 3 kali transaksi didapati pada perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2018 Seri B (BFIN04BCN1).

Sementara itu, nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar 45 pts (0,31%) di level 14188. Adapun pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika terjadi pada kisaran 14178 hingga 14235.

Adapun penguatan tersebut terjadi sepanjang sesi perdagangan. Rupiah mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika ini ditengah penguatan sebagian besar nilai tukar mata uang regional dimana penguatan nilai tukar mata uang tertinggi didapati pada mata uang Rupiah Indonesia (IDR) sebesar 0,31% yang kemudian diikuti oleh penguatan mata uang Renminbi China (CNY) dan mata uang Ringgit Malaysia (MYR) masing-masing sebesar 0,26% dan 0,22%.

Sedangkan untuk mata uang yang mengalami pelemahan didapati pada pelemahan mata uang Baht Thailand (THB) dan mata uang Yen Jepang (JPY) masing-masing sebesar 0,24% dan 0,13% terhadap mata uang Dollar Amerika.

Disisi lain, Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan terutama pada surat utang dari negara-negara maju yang dianggap sebagai safe haven asset di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham global.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan penurunan masing - masing di level 2,524% dan 2,97%.

Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan di level 0,078% sedangkan yang bertenor 30 tahun mengalami kenaikan di level 0,738%.

Hal yang sama juga terjadi pada surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun yang mengalami penurunan masing-masing di level 1,146% dan 1,626%.