Jangka Menengah, Saham Batu Bara Masih Menarik
Pasardana.id - Saham-saham batu bara masih layak dikoleksi, seiring berlanjutnya ketidakpastian kebijakan Presiden AS, Donald Trump dan isu perang dagang. Rekomendasi ini disampaikan Kepala Ekonom BBCA, David Sumual di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (1/3/2019).
"Untuk jangka pendek, saham-saham batu bara masih lebih bagus dibandingkan minyak sawit. Bahkan, dalam jangka menengah tetap pada tren positif," kata David.
Lebih lanjut, David menilai, laju positif harga saham-saham batu bara dipengaruhi oleh tren kenaikan harga minyak mentah dunia akibat sentimen negatfi Trump dan isu perang dagang.
"Sejauh ini batu bara merupakan komoditas substitusi dari minyak, sehingga pemanfaatannya meningkat," ujarnya.
Namun demikian, jelas dia, untuk kurun jangka panjang harga saham-saham batu bara diperkirakan mengalami pelemahan.
"Saat ini, banyak negara, China misalnya, yang mengubah kebijakan energi ke arah pemanfaatan energi renewable," kata David.
Lebih lanjut David juga mengungkapkan, sentimen positif yang akan mendorong kenaikan harga saham batu bara adalah tingginya permintaan domestik.
"Kalau ekonomi global terus mengalami ketidakpastian yang tinggi, tentu saja saham batu bara akan tetap bagus," imbuhnya.
Secara umum, David menilai, kondisi pasar modal dalam negeri di Tahun Politik tetap berada dalam situasi yang optimistis. Bahkan secara historis, pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) tidak mengganggu pasar modal.
Meski demikian, jelas dia, kondisi bursa saham domestik akan tetap tergantung pada kondisi global.

