Penguatan Rupiah Dorong Kenaikan Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan hari Rabu, tanggal 13 Februari 2019 kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak dengan arah bervariasi, dengan kecenderungan mengalami kenaikan, di tengah nilai tukar Rupiah yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika.

Dalam riset yang dirilis Kamis (14/2/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin (13/2) bergerak dengan arah bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan.

Hal ini turut didukung oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditengah suksesnya lelang Surat Utang Negara pada pekan ini.

Adapun penguatan nilai tukar Rupiah ini disebabkan dari faktor eksternal dimana mata uang Dollar Amerika melemah terhadap beberapa mata uang dunia.

(Baca juga : Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp17,44 Triliun dari 36 Seri)

Selain itu, pelaku pasar merespon positif pertemuan delegasi antara Amerika dan China yang diselenggarakan di Beijing pada hari ini dan besok tanggal 14-15 Februari 2019.

Dari pertemuan tersebut, para pelaku pasar optimis terciptanya perdamaian dagang yang lebih cepat sebelum batas waktu yang ditelah disepakati antara Amerika dan China sebelumnya pada Maret 2019.

“Hal ini membuat para pelaku pasar lebih optimis untuk bermain di asset beresiko di negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga nantinya akan berdampak positif kepada nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 83 bps dengan rata-rata  kenaikan sebesar 11 bps yang mendorong adanya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 9 bps.

Sementara itu, untuk Surat Utang Negara seri acuan semua serinya mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 5 bps hingga 41 bps yang mengakibatkan adanya penurunan tingkat imbal hasil hingga 4,3 bps.

Adapun perubahan kenaikan harga terbesar didapati pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 20 tahun sebesar 41 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 4,3 dan dilanjutkan pada Surat Utang Negara bertenor 10 tahun yang ditutup dengan mengalami kenaikan harga sebesar 13 bps yang mengakibatkan turunya tingkat imbal hasil sebesar 2 bps.

Sementara itu, untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan harga sebesar 8 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 1 bps.

Selanjutnya, untuk Surat Utang Negara bertenor 5 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps yang mendorong turunnya imbal hasil sebesar 1,1 bps.

Disisi lain, kenaikan harga juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah kenaikan tingkat imbal hasil US Treasury.

Kenaikan harga didapati pada semua seri Surat Utang Negara berdonominasi mata uang Dollar Amerika.

Adapun harga seri INDO24 mengalami kenaikan harga sebesar 23,6 bps yang mendorong perubahan imbal hasil sebesar 5 bps di level 3,833%. Adapun untuk seri INDO29 dan INDO44, keduanya mengalami perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 2 bps masing-masing berada pada level 4,163% dan 4,974% yang diakibatkan oleh peningkatan harga masing-masing sebesar 16,8 bps dan 34,20 bps.