Harga SUN Diperdagangan Senin Kemarin Kembali Bergerak Turun Seiring Pelemahan Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Harga Surat Utang Negara (SUN) kembali bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah defisit neraca berjalan kuartal IV 2018 serta nilai tukar Rupiah yang mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika pada perdagangan hari Selasa, tanggal 12 Februari 2019.

Dalam riset yang dirilis Rabu (13/2/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin (12/2) bergerak dengan mengalami kenaikan.

Hal ini turut didukung oleh defisit neraca berjalan kuartal IV 2018 ditengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Adapun pelemahan nilai tukar Rupiah ini disebabkan Dollar Amerika yang menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia yang didorong oleh kekhawatiran para investor akibat tidak tercapainya kesepakatan perjanjian perdagangan antara Amerika-China ditengah batas waktu yang akan segera berakhir pada awal maret 2019.

“Hanya saja, meskipun harga Surat Utang Negara yang terjadi menunjukan arah pergerakan yang negatif, namun investor cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang cukup besar dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya,” jelas I Made.

Sementara itu, dari hasil lelang Surat Utang Negara pemerintah berhasil meraup dana sebesar Rp25,00 triliun dari total penawaran yang masuk mencapai Rp66,35 triliun. Total penawaran yang tembus sebesar Rp66,35 triliun ini merupakan jumlah penawaran terbesar sejak lebih dari setahun terakhir.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 331 bps dengan rata-rata  penurunan sebesar 25 bps yang mendorong adanya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 40 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan, sebagian besar serinya mengalami perubahan harga yang berkisar antara 12 bps hingga 26 bps yang mengakibatkan adanya perubahan tingkat imbal hasil hingga 2,2 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara jangka pendek, dengan tenor dibawah 5 tahun mengalami rata-rata penurunan harga sebesar 7,4 bps yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 3,3 bps hingga 7 bps.

Sementara itu, Surat Utang Negara dengan tenor 5-7 tahun mengalami perubahan harga hingga sebesar 14 bps yang mendorong kenaikan tingkat imbal hasil rata-rata sebesar 0,6 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang, diatas 7 tahun, koreksi harga terjadi hingga sebesar 331 bps yang menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil hingga sebesar 40 bps.

Sementara itu, kenaikan imbal hasil juga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah penguatan imbal hasil US Treasury.

Kenaikan tingkat imbal hasil didapati pada semua seri Surat Utang Negara berdonominasi mata uang Dollar Amerika.

Imbal hasil INDO24 dan INDO29 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4,4 bps di level 3,885% dan 1 bps di level 4,182% yang didorong terjadinya penurunan harga sebesar 21 bps dan 8,4 bps.

Adapun imbal hasil dari INDO44 dan INDO49 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,9 bps di level 4,995% dan 1 bps di level 4,928% setelah mengalami adanya koreksi harga sebesar 32,5 bps dan 17,6 bps.