Naik Signifikan, Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Tercatat Senilai Rp32,23 Triliun dari 55 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Laporan riset MNC Securities yang dirilis Jumat (01/2/2019) menyebutkan, volume Surat Berharga Negara (SBN) diperdagangan Kamis (31/1) kemarin, mengalami kenaikan volume yang signifikan, dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp32,23 triliun dari 55 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan.

Adapun volume perdagangan terbesar didapati pada Surat Berharga Negara seri FR0070 senilai Rp5,595 triliun dari 47 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Surat Berharga Negara seri FR0078 dan FR0077 masing-masing senilai Rp4,579 triliun sebanyak 186 kali transaksi dan Rp4,101 triliun dari 139 kali transaksi.

Sedangkan untuk Sukuk Negara perdagangan terbesar didapati dari Project Based Sukuk seri PBS013 senilai Rp398,71 miliar dari 8 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR008 dengan nilai Rp377,22 miliar sebanyak 13 kali transaksi.

Sementara itu, dari perdagangan surat utang korporasi, volume yang dilaporkan mencapai Rp530,32 miliar dari 36 seri, dengan volume perdagangan terbesar didapati pada seri Obligasi Berkelanjutan II Bank Sulselbar Tahap I Tahun 2018 (BSSB02ACN1) dengan nilai Rp88,00 miliar dari 9 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap III Tahun 2016 (BIIF01BCN3) senilai Rp40,00 miliar dari 4 kali transaksi.

Adapun untuk volume obligasi korporasi sebesar Rp38,00 miliar dari 1 kali transaksi didapati pada Obligasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri B (BBIA01BCN1).

Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap III Tahun 2015 Seri C (ISAT01CCN3) didapati volume senilai Rp29,00 miliar dari 4 kali transaksi.

Obligasi korporasi syariah, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2019 Seri A (SMADMF03ACN3) menempati sebagai obligasi korporasi syarian dengan volume tertinggi senilai Rp26,00 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,7%.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari Kamis, 31 Januari 2019 ditutup menguat sebesar 158,50 pts (1,12%) pada level Rp13972,50 per Dollar Amerika setelah FOMC Meeting memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan serta akan bersabar dalam menentukan kebijakan moneternya. Adapun nilai tukar Rupiah sepanjang sesi perdagangan mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika, bergerak pada kisaran 13967,50 hingga 14079,00  per Dollar Amerika.

Nilai tukar Rupiah yang menguat ini terjadi ditengah penguatan sebagian besar nilai mata uang regional.

Mata uang Rupiah Indonesia (IDR) mengalami penguatan tertinggi diantara mata uang regional lainnya sebesar 1,12% dan diiringi dengan mata uang Baht Thailand (THB) dan mata uang Peso Filipina (PHP) masing-masing sebesar 0,50% dan 0,48%.

Selanjutnya mata uang Yen Jepang (JPY) mengalami penguatan sebesar 0,44% yang diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,33%.

Adapun untuk mata uang Dollar Hongkong (HKD) dan mata uang Rupee India (INR) mengalami pelemahan mata uang masing-masing sebesar 0,04% dan 0,01% terhadap Dollar Amerika.

Adapun imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun ditutup dengan kondisi mengalami pelemahan sebesar 180 bps berada pada level 2,63%, diikuti dengan penurunan yang terjadi pada imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun yang ditutup melemah di level 3,00%.

Sementara itu, pasar saham Amerika Serikat mengalami arah perubahan yang bervariasi dimana indeks indeks DJIA melemah sebesar 6 bps di level 24999,67 sedangkan indeks NASDAQ ditutup dengan kondisi mengalami penguatan sebesar 137 bps di level 7281,74.

Adapun untuk imbal hasil surat utang Inggris (GILT) bertenor 10 tahun mengalami penguatan terbatas sehingga berada pada level 1,221%.

Sedangkan, untuk surat utang Jerman (BUND) bertenor 10 tahun mengalami arah pergerakan yang terkoreksi pada level 0,146%.