Menteri PUPR Nilai Pemanfaatan Digitalisasi Konstruksi Masih Lambat
Pasardana.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyebut pemanfaatan teknologi informasi atau digitalisasi sektor konstruksi di Indonesia masih berjalan lambat.
Padahal, digitalisasi justru merupakan hal penting guna meningkatkan daya saing konstruksi nasional.
"Industri konstruksi adalah industri yang paling lambat menggunakan digitalisasi,mbere" kata Basuki Hadimuljono dalam pembukaan Forum Engineering 10 di Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Menurut Basuki, digitalisasi di bidang konstruksi adalah hal penting karena lima tahun mendatang, salah satu fokus pemerintah masih terkait infrastruktur, termasuk meningkatkan daya saing global.
Karena itu, dirinya mengajak sinergi pemerintah, industri, dan perguruan tinggi untuk mempercepatnya.
"Digitalisasi sudah banyak dilakukan di semua industri dan Industri konstruksi ternyata paling lambat menggunakan digitalisasi. Padahal 5 tahun ke depan kita masih mempunyai prioritas pembangunan infrastruktur dalam rangka menaikkan daya saing," ucap Basuki.
Menteri Basuki mendorong pemanfaatan digitalisasi dalam bidang konstruksi misalnya melalui standardisasi BIM atau Buiding Information Modeling.
Dengan demikian, ada berbagai hal yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku sektor konstruksi Nusantara, antara lain adalah efisiensi dalam membangun.
Sementara itu, Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan, sebagai seperangkat teknologi, BIM yang jadi tema besar Foreng ke-10 ini mampu mengefisiensi konsep perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan di lapangan.
"Dalam dua tahun terakhir, BIM WIKA berhasil mendapat pengakuan dari dunia internasional atas segala effort, kinerja, dan performa BIM yang luar biasa. Kami berhasil menjadi implementator BIM terbaik di dunia untuk kategori, 'Going Digital Advancements in Bridges & Environmental Engineering'," terang Tumiyana.
Sebagai informasi, WIKA menggelar Forum Engineering (Foreng) ke-10 dengan tema 'Future Solution for Lifecycle Construction selama dua hari, 12-13 November 2019. Foreng ini akan diisi berbagai diskusi dan workshop.

