Kementerian ESDM : Penggunaan B30 Bentuk Komitmen Indonesia Untuk Mengurangi Pemanasan Global

Foto : istimewa

Pasardana.id - Kebijakan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan impor minyak melalui penggunaan campuran biodiesel 30 persen menggunakan Bahan Bakar Nabati (BBN) atau B30 menurutnya akan segera terwujud.

Karena itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, penggunaan Bahan Bakar Nabati (B30) akan dimulai pada Januari 2020.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Djoko Siswanto mengatakan, penerapan B30 sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana diubah terkahir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2015, bahwa untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, maka Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Bahan Bakar Minyak dan Penggguna Langsung Bahan Bakar Minyak wajib menggunakan Bahan Bakar Nabati (BBN) atau Biofuel sebagai bahan bakar lain secara bertahap.

"Dari tahun ke tahun, Potential saving hasil pencampuran BBN dengan minyak Solar semakin meningkat," kata Djoko, dikutip dari situs  resmi Ditjen Migas, Kementerian ESDM, di Jakarta, Senin (21/10/2019).

Djoko menyebutkan uji coba penggunaan campuran biodiesel 30 persen menggunakan B30 ditargetkan selesai.

"Mulai awal tahun 2020, penggunaan komposisi minyak sawit (FAME) pada Biosolar sudah mencapai 30 persen dari saat ini sebesar 20 persen," ujarnya di Jakarta, dilansir dari Antara, Selasa (22/10/2019).

Ditambahkan Djoko, pemerintah berencana tak hanya mengimplementasikan B30 pada sektor transportasi. Menurut dia, uji coba B30 juga akan diterapkan pada kereta api dan kapal juga akan segera dilakukan.

Diungkapkan Djoko, kebijakan penggunaan B30 dipicu oleh tingginya impor solar. Padahal, Indonesia adalah salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia.

Sehingga, ketersediaan bahan baku kelapa sawit Indonesia sangat melimpah. Ia berharap dengan hadirnya B30, Indonesia tak lagi menjadi negara importir solar, dan bahkan avtur.

Untuk itu, dirinya mengajak generasi muda untuk mendukung program penggunaan B30 ini.

"Karena selain mengurangi beban negara dari sisi keuangan, penggunaan B30 ini juga sangat ramah lingkungan," ujarnya.

Selain itu, Djoko menyampaikan bahwa sebagai upaya penggunaan B30 juga merupakan komitmen Indonesia kepada dunia untuk menjaga lingkungan hidup.

"Tentunya, agar dunia tetap bersih, tetap sehat. B30 juga merupakan jawaban dari Indonesia untuk mencegah terjadinya pemanasan global" tandasnya.