Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp9,37 Triliun dari 41 Seri
Pasardana.id – Riset MNC Securities menyebutkan, volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan hari Kamis, 24 Januari 2019 kemarin, tercatat senilai Rp9,37 triliun dari 41 seri Surat Berharga Negara.
“Adapun untuk Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp1,041 triliun dari 30 kali transaksi di harga rata - rata 101,43% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp810,11 miliar dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 92,25%,” ungkap analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam riset yang dirilis Jumat (25/1/2019).
Sementara itu, dari perdagangan Surat Pebendaharaan Negara Syariah seri SPNS11042019 didapati volume perdagangan terbesar senilai Rp600,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 98,82% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR008 senilai Rp401,35 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 99,98%
Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp653,59 miliar dari 38 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan.
Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Panin Tahap I Tahun 2012 (PNBN01SBCN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp92,00 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,78% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC Tahap 1 Tahun 2008 Seri A (NISP03ACN1) senilai Rp90 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,49%.
Selanjutnya untuk volume obligasi korporasi sebesar Rp65,00 miliar untuk 2 kali transaksi didapati pada Obligasi Berkelanjutan III Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2018 Seri A (MEDC03ACN2).
Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari Kamis, tanggal 24 Januari 2019 ditutup menguat sebesar 17,50 pts (0,12%) di level 14170,00 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan di sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14126,50 hingga 14174,00 per Dollar Amerika. Penguatan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin (24/1) terjadi di tengah beragamnya nilai tukar mata uang regional.
Mata uang Rupee India (INR) dan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) merupakan mata uang yang mengalami penguatan tertinggi , penguatan keduanya sebesar 0,13%.
Selanjutnya, mata uang Dollar Taiwan (TWD) mengalami penguatan mata uang regional sebesar 0,03% yang diiringi dengan penguatan mata uang Baht Thialand (THB) sebesar 0,02% terhadap mata uang Dollar Amerika.
Sedangkan arah pergerakan yang berlawanan terjadi pada mata uang Peso Filipina (PHP) dan Ringgit Malaysia (MYR). Keduanya mengalami pelemahan nilai tukar terhadap mata uang regional masing-masing sebesar 0,23% dan 0,18%
Sementara itu, imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun ditutup dengan kondisi mengalami pelemahan terbatas sebesar 92 bps berada pada level 2,72%, serta Imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun juga melemah di level 3,03%.
Namun, kondisi pasar saham Amerika Serikat dimana indeks saham utamanya mengalami pergerakan yang beragam.
Indeks DJIA melemah sebesar 9 bps di level 24553,24, sedangkan untuk indeks NASDAQ menguat sebesar 68 bps di level 7073,46.
Adapun untuk imbal hasil surat utang Inggris dan surat utang Jerman bertenor 10 tahun mengalami penurunan sehingga masing-masing berada pada level 1,255% dan 0,171%.

