Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp18,40 Triliun dari 45 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan kemarin (05/9), tercatat senilai Rp18,40 triliun dari 45 seri Surat Berharga Negara yang dileporkan dengan volume perdagangan seri acuan tercatat senilai Rp6,06 triliun.

Analis fixed income MNC Securities mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, yakni senilai Rp2,35 triliun dari 98 kali transaksi di harga rata - rata 85,60% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp1,79 triliun dari 70 kali transaksi di harga rata - rata 99,27%.

Adapun Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,32 triliun dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 98,91% dan diikuti oleh perdagangan PBS013 senilai Rp832,92 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 97,73%.

Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan tercatat senilai Rp1,31 triliun dari 48 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan II BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2016 Seri C (BFIN02CCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp166 miliar dari 2 kali transaksi di harga 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap I Tahun 2016 (WSKT02CN1) senilai Rp120,3 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 99,99%.

Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup melemah terbatas di level 14938,00 per Dollar Amerika atau mengalami pelemahan sebesar 3 pts (0,02%).

Dibuka menguat di level 14925,50 per Dollar Amerika, nilai tukar rupiah terus bergerak mengalami pelemahan hingga sempat menyentuh level 14940,00 per Dollar Amerika.

"Dengan pelemahan tersebut, mata uang Rupiah mengalami pelemahan sebesar 10,20% sejak akhir tahun 2017," jelas I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (06/9/2018).

Sementara itu, mata uang regional cenderung mengalami pelemahan dengan mata uang Won Korea Selatan (KRW) mengalami pelemahan terbesar yaitu sebesar 0,55% yang diikuti oleh mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,22% dan mata uang Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,21%.

Adapun dari kelompok mata uang negara - negara berkembang, mata uang Rand Afrika Selatan (ZAR) mengalami pelemahan terbesar, yaitu 1,29% dan diikuti oleh mata uang Peso Mexico (MXN) sebesar 0,89%. Mata uang negara - negara berkembang pada perdagangan kemarin juga cenderung bergerak melemah terhadap Dollar Amerika.

Sementara itu, dari perdagangan surat utang global, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup di level 2,90% dan tenor 30 tahun ditutup pada level 3,074%.

Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing ditutup naik di level 0,384% dan 1,466%.

Adapun di kawasan regional, imbal hasil surat utang Philipina juga ditutup dengan kenaikan di level 6,486% begitu pula surat utang India yang ditutup naik pada level 8,065%.