Tekanan Rupiah Reda, Imbal Hasil SUN Alami Kenaikan Diperdagangan Rabu Kemarin
Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 5 September 2018 kemarin, terus mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 5 - 45 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 14 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 10 tahun.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan berkisar antara 5 - 25 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 80 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan berkisar antara 20 - 45 dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 175 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat mengalami kenaikan imbal hasil hingga sebesar 20 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 125 bps.
Menurut I Made, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin terjadi seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global meskipun nilai tukar rupiah terhadap relatif bergerak terbatas.
“Kekhawatiran investor global terhadap potensi pelemahan mata uang negara berkembang masih mendorong terjadinya koreksi harga di pasar sekunder,” jelas I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (06/9/2018).
Ditambahkan, dampak dari koreksi harga yang terjadi kemarin (05/9), turut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 20 bps di level 8,55% dan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 28 bps di level 8,43%.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan masing - masing sebesar 16 bps dan 13 bps di level 8,678% dan 9,033%.
Kenaikan imbal hasil juga didapati pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika yang terjadi pada keseluruhan tenor Surat Utang Negara seiring dengan meningkatnya persepsi resiko investor yang tercermin pada kenaikan angka Credit Default Swap (CDS).
Angka CDS 5 tahun Indonesia mengalami kenaikan di level 148 bps, atau mengalami kenaikan sebesar 25 bps (19,96%) dari posisi di akhir bulan Agustus 2018.
Imbal hasil dari INDO23 mengalami kenaikan sebesar 7,5 bps di level 4,103% setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps.
Sementara itu, imbal hasil dari INDO28 mengalami kenaikan sebesar 17 bps di level 4,66% setelah mengalami koreksi harga sebesar 125 bps.
Adapun imbal hasil dari INDO43 mengalami kenaikan sebesar 7 bps di level 5,13% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 90 bps.

