ANALIS MARKET (05/9/2018) : IHSG Berpotensi Kembali Tertekan dan Pasar Cenderung Menghindari Aset Beresiko

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian FAC Securities menyebutkan, menyusul kondisi tekanan ekonomi di emerging countries akibat dolar AS yang terus menguat, membuat pasar saham Indonesia turut tertekan.

Hal ini diperburuk dengan ekspektasi kenaikan bunga dan anjloknya harga komoditas logam.

Sementara Wall Street tadi malam (04/9), mengawali perdagangan awal September cenderung terkoreksi.

Indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 0,05% dan 0,17% di 25952,48 dan 2896,72. Indeks Nasdaq terkoreksi 0,23% di 8091,25.

Pasar masih mengkhawatirkan tensi perang dagang antara AS dengan China dan dengan Canada, Dolar AS dan yield obligasi cenderung naik.

Perkembangan ekonomi emerging countries yang di bawah tekanan akibat dolar AS menguat dan tensi perang dagang turut memperburuk sentimen pasar di Wall Street.

Harga komoditas juga cenderung bearish tadi malam. Harga minyak mentah di AS koreksi 0,67% di USD69,40/barel. Harga nikel di LME kembali anjlok 2,4% di USD12485/MT.

“Menyikapi kondisi tersebut diatas, IHSG pada perdagangan hari ini akan kembali tertekan dan pasar cenderung menghindari aset beresiko. IHSG diperkirakan akan menguji support di 5830 dengan resisten di 5950 cenderung diteritori negatif menyusul minimnya insentit positif dan meningkatnya resiko pasar,” sebut analis FAC Sekuritas dalam laporan riset yang dirilis Rabu (05/9/2018).