Imbal Hasil SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Bervariasi dengan Kecenderungan Naik Antara 1 - 15 Bps

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 12 September 2018 kemarin, bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara.

Adapun Pemerintah meraup dana senilai Rp16,21 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03181213 (New Issuance), SPN12190913 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening), FR0075 (Reopening) dan FR0076 (Reopening) pada hari Rabu, tanggal 12 September 2018 kemarin.

Analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil cukup bervariasi, berkisar antara 1 - 15 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2 bps.

Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek relatif terbatas, kurang dari 1 bps dengan adanya peruahan harga yang berkisar antara 2 - 5 bps. Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan hingga sebesar 13 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 55 bps.

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat mengalami perubahan dengan kecenderungan mengalami kenaikan hingga sebesar 15 bps setelah adanya koreksi harga hingga sebesar 100 bps.

“Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global yang dipimpin oleh kenaikan imbal hasil US Treasury sebagai respon atas adanya perbaikan ekonomi di negara Amerika Serikat. Selain itu, kenaikan juga didorong oleh faktor pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang diadakan oleh pemerintah,” terang I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Ditambahkan, menjelang lelang, harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder cenderung mengalami penurunan sehingga menyebabkan kenaikan imbal hasilnya. Investor mengantisipasi hasil dari pelaksanaan lelang, dimana dalam beberapa kali lelang terakhir mengindikasikan bahwa pemerintah terlihat mengejar target penerbitan Surat Berharga Negara sehingga berdampak terhadap kenaikan imbal hasil yang dimenangkan dari pelaksanaan lelang.

Dari pelaksanaan lelang kemarin, lanjut I Made, terlihat bahwa investor masih berhati - hati dalam menempatkan dananya di Surat Utang Negara yang tercermin pada tingginya permintaan lelang pada instrumen bertenor pendek seperti Surat Perbendaharaan Negara yang memiliki tenor 3 bulan dan 12 bulan.

Jumlah penawaran yang masuk mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang dua pekan sebelumnya juga mencerminkan kondisi investor yang masih berhati - hati di tengah masih berfluktuasinya pergerakan nilai tukar rupiah.

Secara keseluruhan, sambung I Made, perubahan harga pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun sebesar 5 bps masing - masing di level 8,397% dan 8,566%.

Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan hingga sebesar 12 bps di level 8,735%. Sementara itu imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 20 tahun terlihat bergerak terbatas dengan mengalami penurunan imbal hasil kurang dari 1 bps di level 9,09%.

Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan imbal hasilnya juga cukup bervariasi meskipun dengan perubahan yang relatif terbatas. Imbal hasil dari INDO23 dan INDO28 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,138% dan 4,572% setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 10 bps. 

Sementara itu, imbal hasil dari INDO48 justru terlihat mengalami penurunan, sebesar 2 bps di level 5,035% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 30 bps.