ANALIS MARKET (24/8/2018) : Pasar Obligasi Diperkirakan Akan Dibuka Bervariasi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi dengan potensi melemah atau menguat terbatas.

“Memang benar, ruang penguatan masih terbuka, namun kembali lagi, dengan adanya sentimen negatif, hal ini akan memberikan tekanan kepada pasar obligasi untuk mengalami penguatan,” ujar analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus kepada Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (24/8/2018).

Ditambahkan, Pemerintah sepertinya mulai memiliki keinginan untuk dapat mengurangi porsi asing dalam kepemilikan Obligasi Pemerintah menjadi 20% dari sebelumnya 38% dalam jangka waktu 5 tahun.

“Tentu hal ini merupakan sesuatu yang baik menurut kami, karena hal ini akan mendorong tingkat volatilitas pasar obligasi menjadi berkurang. Dan dengan adanya situasi dan kondisi asing tengah melakukan capital outflow saat ini, tentu moment ini menjadi waktu yang tepat untuk mulai mengurangi kepemilikan asing dengan memperbanyak basis investor dalam negeri dengan melakukan pendalaman pasar. Tidak mudah untuk dilakukan, namun bukan sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan,” tutur Nico.

“Menyikapi beberapa kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan hold hari ini. Pergerakan harga naik atau turun sebesar 50 bps, akan menjadi arah pasar selanjutnya,” jelas Nico.

Sebelumnya, diperdagangan Kamis (23/8), total transaksi meningkat namun total frekuensi turun di tengah tengah penurunan harga yang terjadi kemarin. 

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 3 – 5 tahun, diikuti dengan < 1 tahun dan 10 – 15 tahun. Sisanya ditransaksikan hingga durasi 25 tahun.

“Pasar obligasi kemarin tidak kuasa melawan pelemahan setelah penguatan yang terjadi selama 4 hari berturut turut. Gosip kenaikkan Fed Rate pada bulan depan ternyata sudah memberikan angin kepada pasar obligasi dalam waktu singkat yang memberikan dampak pelemahan. Ditambah lagi dengan adanya perang dagang yang tengah memasuki babak baru. Hal ini akan memberikan tekanan kepada pasar obligasi dalam jangka pendek,” terang Nico.