Wall Street dan Bursa Eropa Alami Pelemahan
Pasardana.id - Wall Street melemah pada Rabu (15/8/2018) dengan indeks S&P 500 di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, mencatatkan penurunan persentase tercuram sejak akhir Juni lalu.
Seperti dilansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 137,51 poin, atau sekitar 0,54 persen, menjadi 25.162,41. Indeks S&P 500 merosot 21,59 poin, atau sekitar 0,76 persen, menjadi 2.818,37. Indeks komposit Nasdaq anjlok 96,78 poin, atau sekitar 1,23 persen, menjadi 7.774,12.
Perusahaan internet Tiongkok Tencent Holdings Limited mencatatkan penurunan laba untuk pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir, menyebabkan tekanan terhadap sektor teknologi. Saham perusahaan teknologi menjadi penyebab utama pelemahan indeks S&P 500 dan komposit Nasdaq, dengan indeks teknologi S&P 500 anjlok 1,1 persen.
Saham Macy’s Inc anjlok 15,9 persen setelah perusahaan ritel tersebut memperkirakan akan mengalami penurunan marjin laba kotor pada kuartal II 2018, meski penjualan mengalami peningkatan.
Tensi antara AS dengan Turki di bidang perdagangan terus meningkat setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan menggandakan tarif terhadap beberapa produk yang diimpor dari AS. Indeks sektor industri, sektor yang sensitif terhadap perubahan tariff, turun 0,5 persen dengan pelemahan saham Caterpillar Inc dan Boeing Company membebani Dow Jones.
Indeks sektor energi S&P 500 anjlok 3,5 persen setelah harga minyak dunia mengalami penurunan dipicu peningkatan cadangan minyak AS. Penurunan indeks sektor energi S&P 500 merupakan yang tercuram sejak 5 Februari lalu.
Saham Tesla Inc anjlok 2,6 persen setelah Securities and Exchange Commission mengirimkan subpoena, surat pemanggilan untuk menghadiri sidang, kepada pendiri sekaligus CEO perusahaan produsen mobil elektrik tersebut Elon Musk terkait rencana yang dimilikinya untuk menjadikan Tesla perusahaan tertutup.
Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange turun seiring menguatnya nilai tukar dolar AS. Harga emas untuk pengiriman Desember 2018 turun US$15,70, atau sekitar 1,3 persen, menjadi US$1.185 per ons. Indeks dolar AS berakhir di angka 96,710 setelah sempat meningkat hingga 96,984 yang merupakan angka tertinggi sejak Juni 2017.
Bursa saham Eropa melemah setelah Turki menggandakan tariff terhadap produk impor dari AS. Indeks STOXX 600 Eropa anjlok 1,4 persen dengan sektor otomotif memimpin pelemahan yang terjadi.
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, merosot 113,77 poin, atau sekitar 1,49 persen, menjadi 7.497,87. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, anjlok 195,86 poin, atau sekitar 1,58 persen, menjadi 12.163,01.
Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, melorot 120,20 poin, atau sekitar 1,26 persen, menjadi 9.386,80. Indeks Cac 40 di EuroNext Paris, Perancis, melemah 98,18 poin, atau sekitar 1,82 persen, menjadi 5.305,22.
Nilai tukar pound sterling melemah untuk sesi ke-12 beruntun terhadap dolar AS pada Rabu, menjadi US$1,2689 per pound yang merupakan nilai tukar terendah sejak 22 Juni 2017. Sedangkan terhadap euro, nilai tukar pound melemah 0,1 persen menjadi 1,1193 euro per pound.

