Indeks Nikkei Anjlok 1,33 Persen
Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, anjlok 300,89 poin, atau sekitar 1,33 persen, pada Senin (23/7/2018), menjadi 22.396,99. Indeks Nikkei sempat mencapai 22.341,87 yang merupakan angka terendah sejak 13 Juli lalu sebelum berakhir di angka penutupan. Indeks Topix juga melemah, turun 0,36 persen menjadi 1.738,70.
Seperti dilansir Reuters, anjloknya indeks Nikkei dipicu melemahnya saham perusahaan yang berorientasi ekspor setelah yen mengalami reli. Nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap yen berada di kisaran 111 yen per dolar AS.
Reli yen membuat saham Toyota Motor Corporation, TDK Corporation, Advantest Corporation, dan Panasonic Corporation masing-masing anjlok 1,73 persen, 2,4 persen, 2,09 persen, dan 1,21 persen.
Indeks Nikkei juga terbebani anjloknya saham Fast Retailing Company sebesar 5,72 persen. Saham perusahaan yang mengendalikan jaringan ritel pakaian Uniqlo tersebut terhantam spekulasi bahwa Bank of Jepang berpeluang mengubah kebijakan moneternya dalam membeli ETF (exchange-traded fund).
Spekulasi perubahan kebijakan moneter BOJ, dari melakukan pembelian ETF yang berhubungan dengan Nikkei ke pembelian ETF yang berhubungan dengan Topix, mendongkrak sektor keuangan, terutama sektor perbankan. Selain itu juga membuat imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah Jepang melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Saham Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, Mizuho Financial Group, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan Shinsei Bank masing-masing melambung 3,64 persen, 2,73 persen, 2,79 persen, dan 3,22 persen.
Sektor perbankan menjadi sektor dengan penguatan paling signifikan hari ini dari 33 sub indeks Nikkei. Sektor sekuritas dan asuransi juga berakhir di teritori positif.

