Imbal Hasil SUN Ikuti Penurunan Imbal Hasil Global
Pasardana.id - Imbal hasil obligasi global masih turun. Hal ini memicu minat asing yang mulai mengkoleksi surat utang negara (SUN) lagi.
"Imbal hasil global mayoritas masih turun secara umum terpengaruh oleh data serapan tenaga kerja AS yang sangat rendah," ujar Rangga Cipta, ekonom Samuel Sekuritas kepada Pasardana.id, Selasa (7/6/2016).
Tetapi kombinasi sentimen pernyataan Yellen yang masih yakin suku bunga AS harus naik, walaupun lebih dovish, serta naiknya harga minyak mulai mendorong imbal hasil yang lebih tinggi.
Dari domestik, aliran dana asing masuk mulai kembali ke SUN sehingga mendorong imbal hasil untuk turun terutama pada tenor menengah dan panjang.
Hal itu disebabkan, selain akibat tren turun imbal hasil global, juga akibat meredanya risiko pelemahan nilai tukar yang ditunjukkan oleh kembalinya rupiah ke kisaran 13.300an.
Harapan pelonggaran moneter oleh BI juga semakin tinggi, seiring dengan semakin rendahnya peluang kenaikan FFR target dalam waktu dekat.
Adapun berita domestik yang mempengaruhi perdagangan hari ini, antara lain; PT Medco Energi Internasional Tbk. menawarkan obligasi berbunga tetap dengan target dana yang dihimpun maksimal Rp5 triliun. Obligasi PT Surya Artha Nusantara Finance senilai Rp1,65 triliun akan diterbitkan Kamis ini.
PT BCA Finance siap menerbitkan obligasi dengan total emisi Rp1,25 triliun yang merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan II BCA Finance. Serta PT Pegadaian dan PT Sarana Multigriya Finansial, mengklaim siap melunasi surat utang jatuh tempo. Surat utang berbentuk obligasi milik Pegadaian jatuh tempo pada 9 Juli 2016. Sementara, tenggat waktu obligasi milik SMF jatuh pada 17 Juli 2016.
Dari global, Janet Yellen menyatakan masih optimistis terhadap perkonomian AS tetapi tidak lagi menyebutkan FFR target akan naik dalam beberapa bulan ke depan, seperti pada pidato akhir Mei 2016.

