Semester I 2018, Laba BTPN Naik 17% Jadi Rp1,09 Triliun
Pasardana.id - Transformasi dan inovasi digital berhasil menurunkan biaya operasional PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan mendorong laba perseroan pada semester I 2018 naik 17% menjadi Rp1,09 triliun.
Pada periode ini, biaya operasional BTPN turun sebesar 12% (year on year/yoy), dari Rp2,73 triliun pada Juni 2017 menjadi Rp2,4 triliun pada Juni 2018. Hal ini berdampak pada rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) yang mencatatkan penurunan dari 63% menjadi 54% pada kurun yang sama.
Penurunan biaya operasional tersebut memberikan pengaruh positif kepada kemampuan perusahaan dalam mencetak keuntungan (profitabilitas). Sayang, pada periode ini penyaluran kredit hanya tumbuh 2% dari Rp66,3 triliun menjadi Rp67,8 triliun dengan nilai aset tumbuh 3% menjadi Rp99,9 triliun.
Meski begitu, Direktur Utama BTPN Jerry Ng menyampaikan, penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tecermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 1,13%. Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 24,1%.
“Guna melanjutkan agenda inovasi dan transformasi, meski biaya operasional turun, BTPN tetap berinvestasi untuk pengembangan digital. Selama Semester I-2018, BTPN telah mengalokasikan investasi baru untuk Jenius dan BTPN Wow! sebesar Rp306 miliar. Hal ini menunjukkan perbaikan di struktur biaya tidak mengurangi komitmen BTPN sebagai bank nasional yang paling siap untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam era ekonomi digital,” imbuh Jerry dalam keterangannya, Selasa (17/7/2018).
Sejalan dengan laju pertumbuhan kredit, BTPN memupuk likuiditas secara lebih seimbang. Total pendanaan (funding) meningkat 2% dari Rp78,5 triliun pada akhir Juni 2017 menjadi Rp80,3 triliun pada akhir Juni 2018. Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga meningkat 4% dari Rp69,4 triliun menjadi Rp72 triliun, sedangkan pinjaman pihak lain turun 7% dari Rp9,03 triliun menjadi Rp8,35 triliun. Rasio likuiditas (loan to funding ratio/LFR) berada di level yang aman sebesar 84%.

