Enggan Lakukan ‘Intervensi Pasar’, Emiten Baru Rontok Pada Perdagangan Perdana

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Beberapa emiten baru mengalami penurunan harga pada saat perdagangan perdana. Hal itu ditenggarai akibat keenganan penjamin emisinya melakukan intervensi pasar untuk menjaga harga pasar saham tersebut.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menyampaikan, fenomena penurunan harga pada saat pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia cenderung berasal dari emiten-emiten yang menunjuk penjamin emisi efek yang berasal dari perusahaan efek milik Badan usaha Milik Negera (BUMN)

“Itu sudah rahasia umum jika penjamin emisinya dari BUMN semua akan turun saat perdagangan perdana,” jelas Reza di Jakarta, Jumat (8/6/2018).

Menurut Reza, penurunan tersebut lebih disebabkan keengganan penjamin emisi efek tersebut melakukan ‘intervensi’ dengan melakukan pembelian dalam rangka menjaga harga saham tersebut.

“Hal itu sah-sah saja dilakukan sepanjang tidak tergolong insider trading, connering,” jelas dia.

Sementara bagi penjamin emisi yang berasal dari perusahaan efek milik swasta, jelas Reza, senantiasa menjaga harga saham emiten baru itu dengan turut melakukan transaksi hingga tiga sampai empat hari setelah perdagangan perdana.

“Sehingga image perusahaan efek swasta itu terjaga dan hal itu dapat menjaring calon investor menggunakan jasa perusahaan efek swasta,” jelas dia.

Contoh emiten baru yang rontok pada perdagangan perdana adalah PT MNC Studios International Tbk (MSIN) yang mengalami penurunan 4% dari harga penawaran Rp500 menjadi Rp480. Salah satu perusahan Grup MNC itu menunjuk PT Mandiri Sekurirtas, MNC Sekuritas dan CGS CIMB sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Contoh lain, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), yang pada saat perdagangan perdana mengalami penurunan 150 point atau 3,9% ke posisi 3.700. Anak usaha PT Pertamina itu menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksana efek.

Berikutnya, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) yang pada perdagangan perdana turun 100 point atau 2,7% ke level 3.600. Emiten layanan kesehatan itu menujuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek.