Lelang Usai, Volume Transaksi SUN Menyusut

foto : istimewa

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penyusutan dibandingkan Selasa (21/6/2016).

Pada perdagaganan Rabu (22/6/2016) kemarin, tercatat volume perdagangan senilai Rp7,30 triliun dari 45 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,40 triliun.

"Obligasi Negara seri FR0073 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,44 triliun dari 109 kali transaksi di harga rata - rata 107,64% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,86%," ujar analis fixed income PT MNC Securities, I Made Adi Saputra, kepada Pasardana.id, Kamis (23/6/2016).

Sementara itu, Sukuk Negara Ritel seri SR008 masih menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp298,71 miliar dari 71 kali transaksi di harga rata - rata 102,21%.

Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp883,4 miliar dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap III Tahun 2016 Seri A (BBRI01ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,24% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,22%.

Sebelumnya, volume transaksi Selasa mencapai i Rp17,21 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp14,52 triliun.

Kenaikan dipicu adanya lelang SUN dimana pemerintah memenangkan senilai Rp12,9 triliun.

Sementara itu, investor asing memangkas kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp 609,69 miliar. Mengacu data kepemilikan SBN domestik yang dapat diperdagangkan per 20 Juni 2016, porsi asing mencapai Rp 636,82 triliun. Dus, porsi asing pun terkoreksi dari semula 39,13% menjadi 39,09%.

Rinciannya, pada Surat Utang Negara (SUN) sebanyak Rp 624,33 triliun serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sekitar Rp 12,49 triliun.

"Kepemilikan SBN oleh investor asing turun sebesar Rp 609,69 miliar dibandingkan dengan posisi kepemilikan di tanggal 17 Juni 2016.