WanaArtha Life Berencana Tambah Investasi Ekuitas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (WanaArtha Life) berencana menambah porsi investasi pada instrument bersifat ekuitas atau saham, dengan mengincar para emiten maupun saham-saham yang baru yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Presiden Direktur WanaArtha Life, Yanes Matulatuwa mengatakan, fenomena penurunan IHSG belum banyak mengubah strategi investasi perseroan. Namun, menurut Yanes, WanaArtha Life akan meningkatkan investasi pada emiten dan saham yang baru tercatat di BEI.

"Soal investasi di perusahaan, kami akan membidik perusahaan-perusahaan dengan tata kelola yang baik dan berkinerja baik. Tetapi, shifting portofolio memang sering terjadi," jelas Yanes di Jakarta, Rabu (9/5/2018).

Lebih lanjut diungkapkan, saat ini porsi investasi WanaArtha di instrumen saham sebesar 30%, Surat Berharga Negara (SBN) 30%, deposito 23% dan sisanya di reksa dana.

"Dengan market yang jatuh saat ini, investasi kami masih aman. Kami terus mencari return terbaik," imbuhnya.

Lebih lanjut Yanes menilai, depresiasi rupiah terhadap dollar AS yang telah menekan IHSG merupakan sentimen negatif yang datang dari global.

"Pelemahan rupiah karena import risk dari global. Saat ini rupiah sudah terlalu volatile, sehingga mempengaruhi asing untuk keluar," ujarnya.

Yanes juga mengungkapkan, investasi perseroan yang baru IPO menyasar PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) yang bergerak di bidang pembangkit listrik (panel surya).

"Kami membeli saham Sky Energy sebesar 10 persen atau senilai Rp40 miliar saat IPO pada 28 Maret 2018," jelas Yanes.

Selain itu, lanjut dia, strategi investasi pada instrumen saham juga diarahkan kepada pemilihan saham-saham yang baru tercatat di BEI.

"Kami juga mencari saham-saham yang baru IPO untuk menjaga porsi investasi sebesar 30% itu. Tetapi, kami tetap melihat kondisi market," ucap Yanes.

Dia menambahkan, kalau pun perseroan akan mengubah porsi investasi, besarannya cuma ada pada kisaran 30% - 40%.

"Kami tidak bisa lebih dari 40%, karena mengikuti ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," imbuhnya.

Lebih lanjut, Yanes tidak memungkiri bahwa hasil investasi perseroan di Kuartal I-2018 untuk instrumen saham mengalami sedikit penurunan (year-on-year).

"Penurunan hasil investasi itu searah dengan penurunan iHSG. Makanya, kami terus me-review, karena market yang sedang turun," kata Yanes.