Setelah Tebar Dividen Rp26,3 Miliar, BBLD Siap Salurkan Pembiayaan Rp3,5 Triliun

Pasardana.id - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Buana Finance Tbk (BBLD) siang ini, Rabu (23/5/2018) sepakat bakal membagikan dividen sebesar Rp26,3 miliar kepada pemegang saham. Angka ini setara dengan Rp16 per saham atau sekitar 39,6% dari laba 2017 sebesar Rp66,4 miliar.

Direktur BBLD, Herman Lesmana mengatakan, jumlah dividen yang dibagikan ini dipertahankan sama dengan jumlah yang diinginkan pada tahun sebelumnya.

“Selain untuk dividen, sebagian laba atau sekitar Rp1 miliar akan disisihkan untuk dana cadangan. Kemudian sisa perolehan laba juga dibukukan sebagai laba ditahan,” kata dia Jakarta, Rabu (23/05/2018).

Dia juga menyampaikan, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait perubahan pengurus perseroan, dengan rincian sebagai berikut :

Komisaris Utama               : Siang Hadi Widjaja

Komisaris                            : Dani Firmansjah

Komisaris                            : Pintoro Mulia

Direktur Utama                  : Yannuar Alin

Direktur Keuangan            : Corneiles Tedjo Andriyanto

Direktur Utama                  : Herman Lesmana.

Selanjutnya, Herman juga menyampaikan, bahwa pada tahun ini, perseroan akan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp3,5 triiliun. Dengan rincian, pembiayaan konsumer Rp2,3 triliun dan pembiayaan alat berat Rp1,2 triliun.

“Pertumbuhan pembiayaan akan ditopang oleh pembiayaan alat berat yang tengah melonjak tahun ini,” kata dia.

Sedangkan sumber dana pembiayaan tersebut, lanjut dia, berasal dari pinjaman perbankan.

Asal tahu saja, sampai saat ini perseroan masih mengantungi dana pinjaman yang berasal dari sindikasi PT BCA Tbk sebesar Rp400 miliar.

“Dana pinjaman sindikasi yang pimpin BCA sebesar Rp1,3 triliun telah terpakai Rp900 miliar tahun lalu dan sisanya akan digunakan untuk pembiayaan tahun ini,” kata dia.

Disamping itu, jelas dia, perseroan telah mengantungi komitmen dari enam bank senilai Rp 1 triliun. Sehingga perseroan masih harus mencari Rp1,6 triliun.

“Kekuranganya bisa dari perbankan lagi atau kalau pasar mendukung akan menerbitkan MTN,” terang dia.