Harga SUN Hari Ini Dipengaruhi Pelemahan Rupiah
Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini, Selasa (31/5/2016), harga Surat Utang Negara akan kembali bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi menjelang rilis data inflasi yang akan disampaikan pada hari Rabu, 1 Juni 2016 serta kembali dibukanya pasar keuangan Amerika setelah libur pada hari Senin (30/5/2016).
"Harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini masih akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dimana kembali melemahnya nilai tukar rupiah akan berpotensi untuk mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta kepada Pasardana.id, Selasa (31/5/2016).
Secara teknikal, jelasnya, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan. Meskipun sempat menunjukkan sinyal perubahan arah tren, apabila pada perdagangan hari ini kembali mengalami penurunan harga, maka tren pergerakan harga akan kembali bergerak pada tren penurunan.
Lebih lanjut Rangga Cipta mengatakan, imbal hasil global masih naik dengan masih tingginya ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada Juni nanti setelah komentar Yellen dan komentar James Bullard meninggikan harapan tersebut.
"Dollar masih menguat hingga Senin sore terhadap mayoritas kurs di Asia sehingga itu berhasil menyeret imbal hasil SUN untuk kembali naik walaupun beberapa tenor sudah berhasil turun," lanjutnya.
Selain faktor global, dari domestik inflasi Mei 2016 menjadi yang paling ditunggu dan diperkirakan turun hingga 3,25% YoY. Dengan pernyataan BI yang cukup dovish pada RDG bulan ini, inflasi yang diumumkan turun drastis akan menambah peluang pemangkasan BI rate lanjutan di 2016. Akan tetapi perlu disadari bahwa BI seringkali perduli dengan gejolak eksternal yang saat ini masih akan tetap tinggi paling tidak hingga FOMC meeting di 14-15 Jun16.
Berita obligasi domestik yang akan jadi pertimbangan investor, antara lain perusahaan peternakan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. berencana melakukan refinancing atas utang obligasi sebesar Rp1,5 triliun.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperkirakan potensi dana dari produk Dana Investasi Real Estate sebesar Rp 70-90 triliun hingga lima tahun mendatang.
Tim pengurus restrukturisasi utang PT Bumi Resources Tbk. minta waktu tambahan untuk memverifikasi seluruh tagihan dari pemegang obligasi. Serta beberapa bank pembangunan daerah sedang mengkaji penerbitan obligasi tahun ini untuk memperkuat permodalan.
Dari global, tersiar kabar James Bullard, Presiden The Fed St. Louis mengatakan pasar global siap terhadap kenaikan FFR dengan target di musim panas mendatang.

