Terganjal Beban Operasi, Laba Tunas Baru Lampung Anjlok 54% pada 2015

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Manajemen PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) belum berhasil menekan beban operasional sepanjang tahun lalu.

Hal tersebut menyebabkan kinerja pendapatan maupun laba perusahaan perkebunan kelapa sawit itu merosot pada 2015. Selain faktor beban operasional, penurunan laba TBLA juga dipicu oleh anjloknya harga jual CPO tahun lalu.

Seperti tergambar dari laporan keuangan tahun 2015 yang diumumkan, Senin (4/4), TBLA membukukan laba sebesar Rp197,01 miliar (Rp38,22 per saham) pada tahun2015, turun sekitar 54,5% dibandingkan 2014 yang mencapai Rp433,46 miliar (Rp87,25 per saham).

Penurunan laba ini antara lain, dipicu oleh kenaikan beban penjualan, beban umum dan administrasi, rugi selisih kurs, serta beban bunga dan keuangan pada 2015.

Menurut manajemen, pendapatan usaha TBLA mecapai Rp5,33 triliun pada tahun 2015. pencapaian laba tersebut turun sekitar 16% dari pendapatan usaha TBLA pada tahun 2014 yang mencapai Rp6,34 triliun. Seiring pendapatan usaha, laba kotor emiten perkebunan sawit itu juga turun 9,3% menjadi Rp1,17 triliun dari Rp1,29 triliun.

Selain itu, beban penjualan TBLA naik 3,6% menjadi Rp306,11 miliar. Begitu pula dengan beban umum dan administrasi TBLA, meningkat 29,5% menjadi Rp261,51 miliar, rugi selisih kurs naik 57,4% jadi Rp164,5 miliar, serta beban bunga dan keuangan naik 8% jadi Rp223,14 miliar.

Akibatnya, laba sebelum pajak emiten beraset Rp9,3 triliun pada 2015 itu anjlok 53,2% menjadi Rp263,21 miliar dari Rp562,42 miliar.

Penurunan laba perseroan tampaknya belum berdampak negatif terhadap harga saham TBLA. Menurut data Bursa Efek Indonesia, Senin (4/4), hingga pukul 10.11 WIB, harga saham TBLA tercatat Rp615 per unit, naik Rp5 dibanding penutupan, Jumat (1/4) sebesar Rp610 per unit.

Untuk periode 30 Desember 2015 sampai dengan 31 Maret 2016, harga saham TBLA meningkat sebesar 19,61%, yaitu dari Rp510 menjadi Rp610 per unit. (*)