Kembali Masuknya Investor Asing Dorong Penurunan Imbal Hasil SUN Diperdagangan Rabu Kemarin
Pasardana.id - Penurunan imbal hasil surat utang global mendukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 28 Maret 2018 kemarin.
Menurut analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, turunnya imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (28/3) didukung oleh katalis dari pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami penurunan di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham mendorong investor untuk berburu aset yang lebih aman (safe haven asset) terutama pada instrumen surat utang global yang diterbitkan oleh negara - negara maju.
“Selain faktor eksternal, kembali masuknya investor asing untuk melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara turut menjadi faktor penurunan imbal hasil Surat Utang Negara,” jelas I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Ditambahkan, penurunan imbal hasil SUN pada perdagangan kemarin (28/3) juga terjadi di tengah nilai tukar rupiah yang justru mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Meskipun sempat bergerak dengan kecenderungan mendatar di awal perdagangan, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 22 pts (0,16%) pada level 13764 per dollar Amerika. Dengan pelemahan tersebut maka nilai tukar rupiah telah mengalami depresiasi terhadap dollar Amerika sebesar 1,54% sejak akhir tahun 2017.
Lebih rinci diungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 13 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 90 bps.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 15 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 2 - 11 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 60 bps.
Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak dengan mengalami penurunan yang berkisar antara 3 - 13 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 90 bps.
Secara keseluruhan, lanjut I Made, penurunan imbal hasil SUN seri acuan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan sebesar 2 bps, 7 bps, 6 bps dan 4 bps untuk masing - masing seri acuan bertenor 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun di level 5,91%; 6,72%; 6,90% dan 7,37%.
Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global.
Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 80 bps. Imbal hasil dari INDON23 mengalami penurunan sebesar 6 bps di level 3,71% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 25 bps.
Sementara itu, imbal hasil dari INDON28 mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 4,03% dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 37 bps dan imbal hasil dari INDON48 mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 4,64% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 80 bps.
Sedangkan dari pergerakan imbal hasil surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin kembali ditutup turun pada level 2,77% yang merupakan posisi terendahnya sejak pertengahan Februari 2018.
Penurunan dari US Treasury tersebut tidak lepas dari koreksi yang terjadi di pasar saham telah mendorong investor untuk menempatkan dana investasinya di safe havens asset.
Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama, relatif bergerak terbatas, masing - masing ditutup pada level 0,506% dan 1,369%.

