GSK Akan Ambil Alih Bisnis Kesehatan Konsumen Secara Penuh dari Novartis
Pasardana.id - Perusahaan farmasi Inggris GlaxoSmithKline (GSK) pada Selasa (27/3/2018) mengumumkan rencana untuk membeli 36,5 persen saham perusahaan farmasi Swiss Novartis di bisnis joint venture kesehatan konsumen yang dimiliki kedua perusahaan, dengan dana mencapai US$13 miliar, atau sekitar Rp178,4 triliun, dalam bentuk tunai.
GSK pekan lalu mengakhiri upaya untuk membeli bisnis kesehatan konsumen dari Pfizer. GSK kemudian mengalihkan sumber daya yang mereka miliki untuk menguasai secara penuh bisnis joint venture kesehatan konsumen yang dibentuk pada 2015 lalu dengan Novartis.
Termasuk produk yang dihasilkan bisnis joint venture kesehatan konsumen tersebut adalah pasta gigi Sensodyne, obat sakit kepala Panadol, gel pereda rasa sakit dan peradangan Voltaren, dan patch Nicotinell untuk perokok yang berusaha untuk berhenti merokok.
”Transaksi yang ditawarkan mencakup salah satu dari pengalokasian modal utama prioritas perusahaan dan akan membuat para pemegang saham GSK untuk mendapatkan nilai penuh dari salah satu bisnis kesehatan konsumen paling terkemuka di dunia,” kata CEO GSK Emma Walmsley dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Selain akan mendongkrak laba dan aliran dana, pengambilalihan yang dilakukan GSK juga akan mengakselerasi upaya meningkatkan kinerja. “Yang terpenting adalah pengambilalihan tersebut menghilangkan ketidakpastian dan membuat kami dapat merencanakan modal yang dimiliki untuk prioritas lain, terutama R&D farmasi,” terang Walmsley.
Transaksi pembelian direncankan akan selesai pada kuartal kedua tahun ini, apabila mendapat persetujuan otoritas yang berwenang.
GSK selanjutnya akan mulai melakukan tinjauan strategis terhadap Horlicks dan produk nutrisi konsumen lainnya. Tinjauan yang dilakukan akan mencakup penilaian terhadap kepemilikan saham di anak perusahaan di India GlaxoSmithKline Consumer Healthcare Ltd.
Sementara itu, Novartis berencana untuk menggunakan dana yang diperoleh dari GSK untuk mengembangkan bisnisnya secara organik dan melakukan akuisisi. “Meski bisnis joint venture kesehatan konsumen dengan GSK berlangsung dengan baik, namun saat ini adalah saat yang tepat bagi Novartis untuk melepas aset non utama dengan harga yang menarik,” kata CEO Novartis Vas Narasimhan.

