Triwulan I 2016, Bank Permata Rugi Rp376,25 Miliar

foto : ilustrasi (ist)

PASARDANA.ID - Kinerja keuangan PT Bank Permata Tbk (BNLI) pada triwulan I 2016 cenderung memburuk. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban operasional yang lebih tinggi dibanding pendapatan bunga. Manajemen perseroan belum berhasil menekan beban operasi hingga Maret 2016 sehingga BNLI harus menelan “pil pahit" kerugian signifikan.

Dari laporan keuangan per Maret 2016 yang diumumkan, Selasa (26/4) terungkap, BNLI menderita kerugian sebesar Rp376,25 miliar (Rp31,66 per saham) pada triwulan I 2016. Padahal per Maret 2015, BNLI masih laba Rp567,49 miliar (Rp47,75 per saham).

Kerugian ini dipicu oleh peningkatan beban operasional selain bunga bersih BNLI sebesar 165,7%, dari Rp780,74 miliar menjadi Rp2,075 triliun per Maret 2016.

Menurut manajemen, pendapatan bunga bersih BNLI masih tumbuh sebesar 3%, yaitu dari Rp1,499 triliun menjadi Rp1,545 triliun. Pendapatan operasional selain bunga juga BNLI tumbuh 44,5% menjadi Rp1,085 triliun per Maret 2016.

Akan tetapi kenaikan pendapatan bunga dan pendapatan operasional BNLI tidak sebanding dengan peningkatan beban operasional selain bunga bersih sebesar 165,7%. Akibatnya, BNLI menderita rugi operasional sebesar Rp529,76 miliar. Dibandingkan periode yang sama 2015, BNLI masih mencatat laba operasional Rp717,95 miliar.

Kendati merugi pada triwulan I 2016, kinerja saham BNLI di Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup baik. Selama periode perdagangan 30 Desember 2015 sampai dengan 25 April 2016, harga saham BNLI naik 23,72%, dari Rp885 per unit menjadi Rp1.095 per unit. Pada transaksi sesi II di BEI, Selasa (26/4) saham BNLI terpantau Rp1.005 per unit dengan jumlah saham yang diperjualbelikan 21.283 lot senilai Rp2,112 miliar. (*)