Imbal Hasil Obligasi Turun, Rp43,59 Triliun Emisi Siap Banjiri Pasar
Pasardana.id - Pada tahun ini, penerbitan obligasi akan mencatat rekor baru dari sisi nilai total emisi dan pada sisi lain, imbal hasil obligasi cenderung turun. Hal itu terlihat dari data yang disampaikan lembaga pemeringkat efek nasional, Pefindo.
Analis Pefindo, Ahmad Mikail menyampaikan, bahwa hingga akhir Agustus 2017 telah diterbitkan obligasi dan dicatatkan senilai Rp109,72 triliun dan mandat pemeringkatan efek sampai dengan September 2017, tapi belum dicatatkan mencapai Rp43,59 triliun.
“Kalau tahun lalu total penerbitan obligasi tahun 2016 mencapai Rp120 triliun, sedangkan tahun ini akan lebih dari Rp120 triliun sehingga mencetak rekor baru," kata dia di Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Ia merinci, dari total Rp43,5 triliun tersebut, terdapat Rp10 triliun merupakan efek sekuritisasi, Rp13,8 triliun medium term note, Rp9 triliun obligasi, Rp5,3 triliun PUB baru, Rp4,067 rencana realisasi PUB, dan Rp1,1 Sukuk.
Sedangkan, dari sisi sektor industri, Sekuritisasi mendominasi yakni Rp10 triliun. Kemudian disusul oleh sektor pembiayaan Rp8,5 triliun, industri agro Rp5 triliun, Banking Rp4,5 triliun, pertambangan Rp3,2 triliun dan selebihnya sektor-sektor lainya.
Pada sisi lain, imbal hasil obligasi dalam dua bulan belakangan ini atau tepatnya setelah Bank Indonesia menurunkan BI 7 day repo rate menjadi 4,5% turun 10-100 basis point.
“Memang transmisi kebijakan BI tersebut lebih cepat di industri pasar modal ketimbang pada sektor perbankan sendiri," kata Ekonom Pefindo, Ahmad Mikail pada kesempatan yang sama.
Dalam catatan dia, hingga Juni 2017 rata-rata kupon untuk obligasi berperingkat sampai dengan AAA bertenor 1 tahun sebesar 7,75% sedangkan pada bulan Agustus, rata-rata kupon untuk obligasi berperingkat AAA dengan tenor 1 tahun 7,25%.
Adapun hingga Juni 2017, rata rata kupon untuk obligasi sampai peringkat BBB bertenor 1 tahun sebesar 12,1%; sedangkan pada bulan Agustus rata-rata kupon berperingkat BBB dengan tenor 1 tahun sebesar 10,5 %.

