ANALIS MARKET (08/12/2017) : Berpeluang Rebound Namun Pergerakan IHSG Hari Ini Cenderung Mixed
Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, secara teknikal analis, indeks harga saham gabungan (IHSG) gagal mempertahankan penguatan dan kembali ditutup di bawah support MA20-nya, kemarin (07/12).
"Meskipun ada peluang rebound namun pergerakan hari ini masih akan cenderung mixed. Support diperkirakan berada di level 5,945 dan resistance di level 6,065," sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Jumat (08/12/2017).
Beberapa factor juga mendasari prediksi ini, antara lain; Indeks saham AS bergerak lebih tinggi setelah Presiden Trump mengungkapkan rencana untuk mengumumkan anggaran belanja infrastruktur.
Investor juga masih menantikan kelanjutan pembahasan RUU Reformasi Pajak dan anggaran negara untuk menghindari government shutdown setelah akhir pekan ini.
Adapun Indeks Nikkei 225, Kospi, dan All Ordinaries dibuka lebih tinggi pagi ini.
Lebih lanjut, riset Kiwoom juga menyebutkan beberapa factor yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;
Pasar Asia
Akhir pekan ini investor masih akan menantikan data Pertumbuhan GDP Jepang dan Neraca Perdagangan Tiongkok.
Survei Konsumen Bank Indonesia
Mengindikasikan kenaikan optimisme konsumen pada November, yang tercermin dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2017 menjadi 122.1 dari 120.7 pada bulan Oktober.
AISA - Pemegang obligasi menolak rencana spin off
Pemegang obligasi (bond holder) PT Tiga Pilar Sejahtera (AISA) menolak rencana pemisahan (spin off) unit beras perusahaan PT Dunia Pangan sehingga perseroan harus mencari opsi lain untuk membayar utang obligasi yang akan jatuh tempo pada April 2018.
Hal tersebut merupakan hasil keputusan rapat umum pemegang obligasi (RUPO) yang digelar pada 6 Desember.
Obligasi dan sukuk ijarah ISA dijamin dengan aset tetap anak usaha Dunia Pangan, PT Jatisari Srirejeki dan PT Sukses Abadi Karya Inti. Dikarenakan objek jaminan akan dijual dan perseroan menawarkan agar jaminannya diganti dengan uang namun pemegang saham obligasi menolak.
BABP, BBYB, BINA - Dampak pencabutan izin usaha PT Arjuna Finance
Beberapa bank yang terkena dampak putusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha PT Arjuna Finance (AF) antara lain PT Bank MNC Internasional (BABP), PT Bank Yudha Bhakti (BBYB), dan PT Bank Yudha Bhakti (BINA). BABP tercatat menyalurkan kredit kepada AF kurang lebih sekitar Rp 60 Miliar, dan BBYB sekitar Rp 6 Miliar.
Bank yang terkena dampak pencabutan izin usaha akan mengelola sendiri nasabah-nasabah yang sumber dananya berasal dari Bank yang terdampak. Sejak bulan Mei lalu AF dikenai sanksi pembatasan izin usaha. AF dilarang menyalurkan pembiayaan baru, pengajuan dan pencairan pinjaman baru, penjualan atau pengalihan portofolio aset.
IPO - PT Prima Cakrawala Abadi
PT Prima Cakrawala Abadi berencana IPO dengan menjual 467 juta lembar saham baru (40% saham). Harga penawaran Rp 145 - Rp 155 per lembar saham maka total perolehan dana IPO mencapai Rp 67.6 Miliar- Rp 72.3 Miliar. Sekitar 70% dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dan sisanya 30% digunakan untuk 30% sebagai investasi.
MTDL - Merger 2 anak usaha
Dua entitas bisnis PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), yakni PT Logicalis Metrodata Indonesia (LMI) dan PT Packet System Indonesia (PSI) yang sama-sama bergerak di bidang teknologi informasi, khususnya broadband network and infrastructure system integration akan merger untuk memperkuat integrasi.
PSI memiliki pelanggan segmen enterprise sedangkan LMI pada segmen small medium business. Setelah merger, LMI akan melebur ke PSI, serta kepemilikan MTDL dalam PSI akan bertambah menjadi 20.5% (dari sebelumnya 14.12%), melalui mekanisme penerbitan saham baru.
LINK - Buyback saham
PT Link Net Tbk (LINK) berencana buyback saham hingga Rp 1.3 Triliun termasuk termasuk biaya perantara pedagang dan biaya lainnya. Jumlah pembelian maksimal 7.1% dari modal disetor atau 216,028,106 saham. Batas harga maksimal Rp 6,000. Periode 18 bulan dimulai dari 15 Januari 2018-14 Juli 2019. RUPSLB 15 Januari 2018.

