ANALIS MARKET (25/10/2017) : IHSG Bergerak Mixed Cenderung Menurun Hari Ini

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mixed cenderung menurun hari ini.
Beberapa faktor mendasari prediksi ini, antara lain; Dow Jones naik 167.8 poin ditutup pada level tertinggi baru 23,441.8 didukung membaiknya kinerja keuangan perusahaan Amerika.
Adapun Bursa regional diperdagangkan positif pagi ini diharapkan dapat menopang perdagangan hari ini.
Sebelumnya, IHSG ditutup sedikit diatas level tertinggi sebelumnya namun candlestick membentuk pola inverted hammer, mengindikasikan masih adanya tekanan jual sehingga berpotensi memicu koreksi teknikal hari ini.
“Menyikapi beberapa faktor tersebut, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed cenderung menurun hari ini," sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Rabu (25/10/2017).
Lebih lanjut, riset juga menyebutkan beberapa aksi korporasi dari para emiten, yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;
Agriculture Sector - AS kenakan BMAD
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menerapkan bea masuk anti dumping (BMAD) atas produk ekspor biodiesel dari Indonesia sebesar 50.71%. Sebelumnya AS memberlakukan bea masuk tambahan (countervailing duties / CVD) untuk produk biodiesel dari Indonesia. United Department of Commerce (USDOC) menerapkan CVD sebesar 41.06% atas produk yang dikirim Wilmar International Ltd., 68.28% terhadap PT Musim Mas, dan 44.92% terhadap produsen lainnya dari Indonesia.
IPO - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung
Anak perusahaan PT Wijaya Karya (WIKA), PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (Wika Gedung), berencana menjual maksimum 4.47 miliar lembar saham baru (40% saham) melalui proses IPO. Masa penawaran awal berlangsung 26 Oktober hingga 7 November dengan perkiraan mendapat pernyataan efektif pada 20 November 2017.
Sekitar 70% dana hasil IPO akan dialokasikan untuk pengembangan usaha dan sisanya untuk modal kerja. Saat ini WIKA tercatat memiliki 99% saham Wika Gedung.
BMRI - Kinerja 9M 2017
PT Bank Mandiri (BMRI) membukukan kenaikan laba bersih 9M 2017 sebesar 25.4%Yoy menjadi Rp 15.07 Triliun Vs Rp 12.01 Triliun pada 9M 2016 kendati pendapatan bunga bersih flat (hanya turun 0.8%Yoy) sebesar Rp 40.62 Triliun. Laba operasi BMRI naik 24.9%Yoy menjadi Rp 19.93 Triliun pada 9M 2017.
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) BMRI tercatat sebesar 21.99% pada 9M 2017 (22.63% pada 9M 2016) dengan posisi NPL Gross 3.74% (3.69% pada 9M 2016), ROE 14.68% (13.76% pada 9M 2016), dan LDR 89.05% (89.9% pada 9M 2016).
ISAT - Emisi obligasi
PT Indosat (ISAT) menerbitkan obligasi konvensional senilai Rp 2.72 Triliun dan sukuk ijarah senilai Rp 700 Miliar. Emisi obligasi konvensional terdiri dari 5 seri dimana Seri A bertenor 370 hari dengan kupon 6.15%, Seri B dengan tenor 3 tahun dengan kupon 7.45%, Seri C dengan tenor 5 tahun dengan kupon 7.65%, Seri D dengan tenor 7 tahun dengan kupon 7.95%, dan Seri E dengan tenor 10 tahun dengan kupon 8.65%. Obligasi tersebut mendapat peringkat AAA.
KAEF - Rilis MTN
PT Kimia Farma (KAEF) akan menerbitkan medium term notes (MTN) dengan total nilai Rp 1 Triliun. Surat utang jangka menengah ini akan dirilis secara bertahap. Melalui penerbitan MTN tahap I tahun 2017, KAEF mencari dana Rp 400 Miliar. MTN selanjutnya akan diterbitkan pada 1Q 2018. Kupon yang ditawarkan pada surat utang bertenor tiga tahun ini sebesar 8.1%.
Dana dari MTN tahap I akan digunakan untuk pengembangan usaha dan pelunasan sebagian pinjaman perusahaan yang sudah jatuh tempo. Salah satu pengembangan usaha adalah akuisisi Dwaa Medical Limited. KAEF ingin menjadi pemegang saham mayoritas pada perusahaan asal Arab Saudi tersebut dan ditargetkan selesai pada Oktober ini.
WSBP- Revisi pendapatan dan laba bersih
PT Waskita Beton Precast (WSBP) merevisi target pendapatan sepanjang tahun ini menjadi Rp 7.9 Triliun dari target sebelumnya Rp 7.7 Triliun. Laba bersih ditargetkan naik menjadi Rp 1.2 Triliun dari sebelumnya Rp 1.1 Triliun. Pada 9M 2017 WSBP membukukan kenaikan pendapatan sebesar 63.4% menjadi Rp 5.01 Triliun dengan kenaikan laba bersih sebesar 64.2%Yoy menjadi Rp 825 Miliar.
Pencapaian tersebut salah satunya dikontribusikan oleh percepatan beberapa proyek terutama di tol Trans Jawa. Setelah percepatan pengerjaan proyek tersebut, perseroan ditargetkan menyelesaikan ruas tol Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, dan Batang-Semarang pada pertengahan 2018.