Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp5,83 Triliun 40 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (26/12), tercatat senilai Rp5,83 triliun 40 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp956,83 miliar.
Dalam riset yang dirilis Kamis (27/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terebsar, senilai Rp620,00 miliar dari 18 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp572,00 miliar dari 9 kali transaksi.
Adapun Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp230,80 miliar dari 6 kali transaksi yang diikuti oleh Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS08022019 senilai Rp225,00 miliar dari 2 kali transaksi.
Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp992,30 miliar dari 55 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap I Tahun 2014 Seri B (ISAT01BCN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp139,20 miliar dari 7 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018 Seri A (WSKT03ACN3) senilai Rp100,00 miliar dari 2 kali transaksi.
Adapun Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (SMADMF03ACN2) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp51,00 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank Maybank Indonesia Tahap II Tahun 2016 (SMBNII01CN2) senilai Rp27,00 miliar dari 2 kali transaksi.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan mengalami pelemahan, sebesar 24,20 pts (0,17%) di level 14577,00 per Dollar Amerika.
Bergerak dengan mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika di kisaran 14570,00 hingga 14609,00 per Dollar Amerika, pelemahan nilai tukar Rupiah terjadi di tengah beragamnya arah pergerakan mata uang regional terhadap Dollar Amerika.
Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,24% yang diikuti oleh mata uang Rupiah. Adapun mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional, sebesar 0,19% yang diikuti oleh mata uang Rupee India (INR) dan Dollar Singapura (SGD) yang masing - masing mengalami penguatan sebesar 0,09%.
Disisi lain, Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan di level 2,80% seiring dengan adanya perbaikan di pasar sahamnya, mengurangi permintaan terhadap instrumen investasi yang lebih aman (safe haven asset).
Kenaikan imbal hasil juga didapati pada surat utang Jepang dan Jerman yang maisng - masing ditutup di level 0,017% dan 0,25%.
Adapun imbal hasil dari surat utang India dan Inggris ditutup dengan mengalami penurunan, secara berturut - turut di level 7,254% dan 1,262%.

