ANALIS MARKET (19/12/2018) : IHSG Diprediksi Bergerak Menguat dengan Pergerakan di Kisaran 6,056 - 6,160
Pasardana.id – Riset harian OSO Securities menyebutkan, pada perdagangan kemarin (18/12), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,12% ke level 6,081.87.
Lima dari sepuluh indeks sektoral berakhir dalam teritori negatif, dimana sektor Pertambangan dan Properti memimpin pelemahan masing-masing sebesar 1,16% dan 1,13%.
Adapun saham yang menjadi pemberat indeks diantaranya: BBCA, BMRI, HMSP, PTBA, POLL. Penurunan IHSG inline dengan penurunan mayoritas bursa saham global dikarenakan kekhawatiran atas pertemuan Federal Reserve pada 18-19 Desember serta potensi perlambangan ekonomi global.
Selain itu, terbatasnya pergerakan IHSG juga dikarenakan minimnya sentimen positif dari dalam negeri yang mampu mendorong IHSG ke teritori positif.
Pelaku pasar asing membukukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 916 miliar. Nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 0.54% ke level Rp 14,501.
Secara teknikal analis, IHSG ditutup candle bullish setelah menyentuh support dynamic dengan indikator Stochastic netral dan MACD histogram bergerak negatif dengan volume meningkat.
Sementara itu, indeks utama bursa AS ditutup bergerak terbatas pada perdagangan semalam (18/12). Indeks Dow Jones naik 0.35%, S&P menguat tipis 0.01%, dan Nasdaq terangkat 0.45%. Terbatasnya indeks S&P tertekan oleh penurunan sektor energi sebesar 2.35% serta sektor consumer staples sebesar 1.17%.
Sektor energi turun cukup besar merespon rilisnya data API periode 14 Desember yang menunjukkan pasokan minyak naik 3.4 juta barel. Pasokan tersebut kemudian menjadi sentimen negatif dengan penurunan minyak sebesar 7.30% di level US$ 46.24 perbarel (berdasarkan data bloomberg pada penutupan Selasa).
Selain itu, penantian atas arah kebijakan The Fed juga menjadi salah satu satu sentimen atas terbatasnya pergerakan bursa saham AS.
“Menyikapi beberapa kondisi tersebut diatas, kami perkirakan IHSG bergerak menguat dengan pergerakan di kisaran 6,056 - 6,160,” sebut analis OSO Securities dalam riset yang dirilis Rabu (19/12/2018).

