ANALIS MARKET (08/11/2018) : Pasar Obligasi Bervariasi, Ragam Sentimen Jadi Katalis
Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi akan bergerak bervariasi.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, salah satu booster datang dari positifnya cadangan devisa kita pada bulan October lalu.
Keperkasaan Rupiah juga memberikan daya tarik sendiri saat ini. Betapa tidak, Rupiah telah menunjukkan existensinya dari IDR 15.200 menjadi 14.590 dalam waktu singkat.
Tidak hanya itu saja, kemenangan para Demokrat di Amerika pada ‘election midterm’ kemarin juga menjadi kekuatan tambahan bagi Negara Negara Emerging Market tidak terkecuali Indonesia. Dengan adanya Demokrat, maka pergerakan ekspansif Trump akan mulai sedikit terbatasi. Kalau memang itu terjadi, tentu Emerging Market akan kembali bergairah menghadapi sisa akhir tahun nanti.
Beralih dari euforia, menurut Nico, duri dalam daging yang harus diperhatikan adalah, secara teknikal, pasar obligasi sudah memasuki titik dimana pasar obligasi harus melakukan penurunan terlebih dahulu sebelum melanjutkan kenaikkan, sehingga potensi penurunan dapat terjadi sewaktu waktu.
Berikutnya adalah, hari ini, Kamis (08/11/2018), FOMC akan melakukan meeting terkait dengan kenaikkan tingkat suku bunga pada bulan Desember dan potensi kenaikkan pada tahun 2019 nanti.
“Jangan lupa, dominasi pergerakan pasar modal kita masih berada di sentimen global. Berhati hati merupakan kunci. Ditengah-tengah kenaikkan yang luar biasa, dan potensi penurunan yang dapat terjadi sewaktu waktu, kami melihat apabila ada portfolio yang dapat dikeluarkan, ini menjadi moment yang sangat baik. Kami merekomendasikan hold, pergerakan > 60bps akan menjadi arah selanjutnya,” terang Nico dalam laporan riset yang dirilis Kamis (08/11/2018).
Adapun diperdagangan obligasi kemarin (07/11), total transaksi menurun namun total frekuensi meningkat dibandingkan hari sebelumnya ditengah tengah penguatan harga obligasi yang terjadi kemarin. Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 10 – 15 tahun, diikuti dengan 5 – 7 tahun dan 15 – 20 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 20 tahun.
“Pasar obligasi melanjutkan penguatannya, meskipun saat ini posisinya sudah berada dititik dimana sudah mengalami overbought, yang berarti kenaikkan ini hanyalah dorongan dari reaksi sentimen positif yang terjadi saat ini yang didukung oleh capital inflow,” jelas Nico.

